Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ilmuwan, antara Bumi dan Langit

13 September 2021   10:12 Diperbarui: 13 September 2021   10:22 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Polusi Kebenaran

Salah satu pemicu lemahnya kontribusi sosial dari para ilmuwan juga terletak pada kegagalan demokrasi di dalam universitas. Pendidikan mengalami kerusakan sistemik, dalam uraian Peter Fleming, 2021, Dark Academia How Universities Die, komersialisasi dan tekanan neoliberalisasi pendidikan memerangkap akademisi dalam kesibukan tiada akhir secara ritual.

Sejatinya, kampus menjadi ruang kedap dari intervensi kekuasaan. Kini universitas menjadi lokasi transaksi kekuasaan, bahkan terjadi barter gelar akademik. Pada akar sejarah kolonial, peran kelompok terdidik memang menjadi mesin penyokong kekuasaan -ambtenaar.

Pertalian pengetahuan dan kekuasaan, dirangkai oleh Michel Foucault 1026-1984 dalam konsep Power Knowledge, sebuah situasi dimana kekuasaan ditopang oleh akar pengetahuan, hingga akhirnya kekuasaan menciptakan bentuk pengetahuannya yang mendukung status quo.

Saling terkait, berkelindan kekuasaan dan pengetahuan berlaku secara dialektik, demi kepentingan kelompok kecil pemilik kuasa. Disitu para ilmuwan harus mengatakan bahkan mengungkap kebenaran -parrhesia, pada lingkup kualitas moral yang berpihak bagi publik.

Disitulah ilmuwan baik dalam kerangka individu maupun kolektif memainkan peran. Dengan akar membumi serta batang kokoh yang menjulang ke langit. Para cerdik cendekia harus berpegang pada prinsip kebenaran, mengisi ruang publik, menyampaikan pencerahan bukan sekedar membenarkan polah kekuasaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun