Sebagaimana Jason Lanier, Ilusi Media Sosial: Sepuluh Argumen tentang Paradoks Medsos, 2019, harus mampu dipahami bila media sosial dalam kerangka yang pesimistik membawa dampak negatif yang bisa jadi tidak terbayangkan sebelumnya. Kebebasan di media sosial berpeluang menjadi ancaman.
Keberadaan media sosial tidak dapat lagi dinilai tanpa kepentingan dengan hanya menguatkan fungsi sosialnya, pada kenyataannya media sosial juga memiliki peran sebagai sarana kepentingan yang berpotensi menciptakan ruang konflik dan disintegrasi yang bersifat merusak.
Lalu bisakah kita memainkan peran ganda sebagai seorang individu dan menjadi profesi yang spesifik secara bersamaan? Arahan MKEK IDI perlu direnungkan sebagai alternatif solusi dalam mengatasi potensi distorsi yang terjadi di era online dengan keberlimpahan informasi namun minim verifikasi.
Pada Jurnal Etika Kedokteran, 2017, Pukovisa & Nurfanida menurunkan hasil kajian tentang Tinjauan Etika Penggunaan Media Sosial oleh Dokter, selaras dengan dihimpun melalui fatwa MKEK IDI, bahwa media sosial adalah bagian dari keniscayaan perkembangan teknologi, untuk itu media sosial bagi profesi dokter harus diperuntukan bagi upaya memberi kebermanfaatan bagi publik secara meluas.
Fatwa MKEK IDI diharapkan menjadi peta jalan dalam bermedia sosial bagi seorang dokter, untuk tetap dalam koridor yang sesuai. Hal ini pula yang ditemukan dalam penelitian Apnizar & Sri, 2019, Geliat Interaksi Sosial Dokter Masa Kini melalui Media Sosial Instagram, terdapat pola edukasi dan promosi yang masih saling terkait, seharusnya dipisahkan dalam proses interaksi sosial dokter di media sosial.
Pertanyaannya, profesi dokter pada akhirnya juga manusia biasa, yang bisa jadi terbawa dan larut dalam suasana serta konteks yang berkembang pada berbagai bidang, jika demikian maka yang paling penting adalah kesadaran dalam bersosial media dengan prinsip think before share terkait aspek dampak yang akan dihasilkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI