Pandemi kemudian menghilang, dan berlalu seiring dengan waktu. Tetapi terjadi perubahan kebiasaan, publik terkonstruksi untuk masuk dalam normalitas baru, bersiap untuk menghadapi potensi pandemi di kemudian hari, berbekal pengalaman sejarah.
Wabah Abad Modern
Kajian kesejarahan, terkait dengan wabah yang relatif lebih dekat, adalah SARS pada periode sekitar 2003. Asia, khususnya China menjadi pusat persebaran hingga kemudian menyeberang ke Hongkong, Taiwan, Singapura dan berbagai negara lain. Statusnya epidemi, satu level di bawah pandemi.
Melalui The Social Construction of SARS, John H Power, Xiaosui Xiao, 2008, wabah ini dapat didekati melalui berbagai rupa sudut pandang keilmuan. Mulai dari aspek komunikasi, geopolitik, politik internal, bahkan peran media, hingga aspek paling dasar yakni persoalan medis dapat menjadi poros ulasan.
Keberadaan SARS selayaknya wabah, berhadapan dengan ketidaktahuan. Kepanikan terjadi. Sekurangnya dalam lima tema besar SARS dapat dimaknai; (i) sebagai perihal kerahasiaan negara, (ii) menjadi misteri ilmiah, (iii) merupakan problem epidemi medis, (iv) berkaitan dengan masalah pola hidup sehat publik, hingga (v) kegagalan pemerintah.
Rentang tarikan dari epidemi SARS begitu lebar. Dalam setiap bagian masih terhubung dengan konstelasi politik lokal, keberadaan media, pilihan narasi, aktor yang terlibat, hingga relasi kontestasi politik pada level internasional.
Di Hongkong, SARS dianggap sebagai bawaan penyakit penduduk China daratan. Sebagai otoritas mandiri, Hongkong memang memandang diri berbeda dari Republik China. Sedangkan di China sendiri, SARS terkait dengan aspek ketertutupan informasi.
Pendekatan medis dilakukan di Singapura, dengan mendorong perilaku sehat, memperkuat pelayanan kesehatan yang disertai dengan pengambilan keputusan sentralistik, serta memberikan harapan. Menciptakan kesan dan peran pahlawan untuk berjuang menghadapi SARS secara bersama.
Media memainkan peran untuk melakukan edukasi meluas, menumbuhkan keyakinan akan kemampuan negara dalam mengatasi masalah. Meski terdapat varian media yang berkiblat pada upaya mencari keuntungan sebagai basis komersial, tapi dalam situasi wabah naluri kemanusiaan digugah.
Pandemi Covid19
Kini, kita berhadapan dengan fenomena wabah baru. Hasil mutasi, tersebar dengan cepat serta meluas, tidak dipungkiri dikontribusikan oleh kemajuan sektor transportasi dan globalisasi. Tanpa batas.