Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hasil Buka-Bukaan Penanganan Corona

20 Maret 2020   11:44 Diperbarui: 20 Maret 2020   12:10 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu saja disebabkan karena pengetahuan kita, masih terbatas dan gelap akan wabah baru bernama Covid-19. 

Hal ini menjelaskan beberapa hal; Pertama: informasi yang beredar semakin menambah keresahan publik, tingkat stres sosial kita semakin tinggi. 

Kedua: pemerintah juga tampak gagap, minimnya antisipasi terjadi, berbagai protokol dan stimulus baru dibuat pasca konfirmasi keberadaan pasien Corona. 

Ketiga: pada fasilitas kesehatan situasinya tidak mudah, karena wabah jenis baru ini belum bisa dipastikan terapinya, sementara itu terjadi kekurangan alat perlindungan diri -APD tenaga medis sebagai aspek keamanan -safety.

Reorientasi Opini Publik

Secara keseluruhan konstruksi hasil bincang podcast buka-bukaan penanganan Covid-19 itu semakin menambah kisruh. Berbagai pernyataan tumpang tindih. Justru memperlihatkan kapasitas penanganan kita memang sangat lemah.

Ikatan Dokter Indonesia sudah menyuarakan kebutuhan sarana perlindungan bagi tenaga medis. Perlu diketahui, keberadaan APD kosong dan langka dipasaran. Kalaupun ada, harganya selangit. Bagi institusi kesehatan yang tidak memiliki anggaran lebih, konsekuensinya ditangani seadanya.

Seharusnya, momentum podcast ke publik dipergunakan untuk melakukan upaya edukasi publik. Memperkuat sosialisasi social distance. Menjaga pola hidup sehat. Melakukan upaya menenangkan kepanikan publik, yang secara keseluruhan mendorong munculnya berbagai aspek positif.

Dalam situasi krisis, menceritakan kondisi yang belum tentu terverifikasi sesuai fakta, justru menambah dalam terjadinya ketidakpercayaan, memperparah kondisi krisis. Prinsipnya, jangan sampai jatuh tertimpa tangga. Membangun kepercayaan adalah hal yang perlu dikuatkan.

Pada praktik lapangan, tertuang di media massa, tidak hanya rumah sakit yang berstatus biasa, bahkan pusat rujukan sekalipun kewalahan. Sejatinya, penanganan pasien khusus wabah memang tidak bisa dilakukan di rumah sakit biasa, harus menuju pusat rujukan.

Perlu diterangkan, posisi dari status rujukan adalah institusi yang memiliki kemampuan, kelengkapan sarana dan prasarana guna memberikan pelayanan spesifik. Level rujukan lebih tinggi dari status institusi lain, karena peralatan dan sumber daya manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun