Berkerut Strategi
Sesungguhnya sebuah kampanye adalah strategi dalam bentuk rencana berkelanjutan berdurasi pendek untuk menyampaikan pesan persuasi kepada khalayak. Sasaran yang akan dipersuasi adalah publik pemilih, dalam aspek perilaku. Level perilaku tersusun pada aspek kognitif -pengetahuan, afektif -perasaan hingga konatif -tindakan. Kampanye akan bekerja hingga titik klimaks perilaku yaitu tindakan.
Penyusunan tema sebagai pesan menjadi hal penting selanjutnya. Dalam komunikssi Lasswell, maka kita mengenal proses komunikasi sebagai: siapa berbicara apa, melalui saluran apa, kepada siapa dengan efek apa.Â
Jika demikian, pada kampanye politik,maka pesan persuasi berlaku sebagai tema ditujukan kepada khalayak, Â dengan harapan dapat merubah perilaku hingga fase puncak berupa tindakan politik.
Pesan dalam tema kampanye harus kuat menghadirkan keresahan publik, sekaligus menawarkan opsi atas gagasan bagi penuntasan persoalan tersebut. Prinsip utamanya clear and clarity, mudah dipahami dalam konsepsi yang sederhana, simplifikasi sesungguhnya adalah kerumitan tertinggi. Tidak hanya jelas untuk disampaikan, tetapi sekaligus mudah diingat serta diasosiasikan pada figur personal.
Medium sebagai saluran penyampaian pesan pun harus dispesifikasi. Media massa dan new media seperti internet melalui media online dan sosial media adalah bauran kampanye yang dapat dilakukan untuk mejangkau seluas mungkin khalayak sasaran.Â
Tidak selesai disitu, tokoh dan tim pemenangan harus pula memformulasi kampanye face to face kepada publik, mimbar orasi dan pidato dalam aktifitas terbuka bisa jadi bentuknya.
Target sasaran sebagai audiens dari kampanye politik, harus diidentifikasi dengan jelas. Umumnya proses ini akan dekat dengan prinsip marketing yakni segmenting-targeting-positioning. Dimana segmentasi dilakukan dengan menggunakan pemilahan berdasarkan demografi. Indikator yang dipakai semisal daerah-suku, tua-muda, pria-wanita, pendidikan dan ekonomi. Termasuk dalam konteks politik lokal pemetaan daerah, kota-desa.
Mengapa demikian? Karena terdapat karakteristik yang berbeda dari setiap segmentasi tersebut. Pentargetan, dilakukan dengan melihat faktor atas afiliasi budaya politik dari pemilih, seperti pemula-berpengalaman atau sampai kepada pemilahan massa tradisional, ideologis dan rasional. Lagi-lagi akan terkait pada upaya approachment yang nantinya akan dilakukan melalui masa kampanye.
Lantas positioning dibentuk, memperkuat citra, membangun nilai-nilai yan dilekatkan sesuai tema. Kegiatan ini berkonsentrasi pada upaya untuk menciptakan kesan spesifik dibenak pemilih yang berbeda. Proses yang dilalui pasa fase kognitif ini pun tidak tunggal. Seorang tokoh, akan memulainya dari modalitas berupa popularitas -keterkenalan, akseptabilitas -penerimaan hingga elektabilitas -keterpilihan. Peran posistioning penting dalam perpindahan level tersebut.
Kesiapan alokasi biaya kampanye dan penentuan juru kampanye yang akan bertindak sebagai opinion leader akan membantu penguatan pesan kampanye, tokoh-tokoh daerah dapat membantu amflifikasi pesan. Tentu posisi silang sesuai kondisi daerah dan kekuatan partai pengusung disuatu daerah dapat dioptimalkan guna mendukung proses kampanye secara massif. Peta pilkada serentak lalu jadi titik peta politik bagi proses kampanye pada Pilpres 2019.