Keseluruhan faktor tersebut, diharapkan dapat mendorong percepatan proses persuasi politik publik.
Bentuk dasar persuasi, adalah mendapatkan informasi, lalu membentuk cara berpikir, hingga dapat mengubah sikap, yang menimbulkan rasa kepercayaan pada seorang pemimpin.
Salah satu model dari upaya merawat kekuasaan dari elit politik, adalah dengan penggunaan metode komunikasi propaganda.
Kebenaran tunggal versi penguasa, bisa direproduksi secara berulang, hingga menjadi indoktrinasi, melalui aktifitas yang mengarah pada upaya kontrol sosial.
Konsekuensi atas model tersebut adalah potensi abuse of power, yakni penyalahgunaan kekuasaan.
Dalam jangka panjang, penggunaan propaganda akan membuat terciptanya monolitik persepsi publik, melalui kontrol ketat penguasa akan selalu membenarkan kekuasaannya.
Lantas dengan terbentuknya homogenitas publik tersebut, akan menjadi mudah bagi penguasa untuk meredam gerakan oposisi politik.
Persuasi politik dengan model propaganda, kerapkali dilakukan secara manipulatif, menampilkan kebenaran mutlak bagi penguasa.
Dengan begitu elit politik, memang menjadi sebuah sinisme kekuasaan, karena dampak pengaruh penggunaan kekuasaan yang dapat menghancurkan pemilik sejati kekuasaan itu sendiri, yakni masyarakat!.