Dikenal juga sebagai jalan pos, yang membantu proses pengiriman informasi via pos di Jawa.
Lebih jauh lagi, dalam konteks ekonomi, Daendels mendorong pertambahan pembagian hasil Preanger Stelsel sebuah sistem budidaya tanam paksa awal untuk komoditas kopi. Sekaligus menjadi peletak dasar saat Cultuurstelsel tanam paksa berbagai komoditi, sebagai upaya mengatasi kondisi defisit kerajaan Belanda.
Strategi Membangun
Sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Daendels menjalankan fungsinya dengan tangan besi. Pilihan yang harus diambil untuk menciptakan pembangunan.
Tidak hanya itu, kemampuan berdiplomasi membuat Daendels, mampu mencukupi pembiayaan mahaproyek kolosal tersebut.
Awalnya, proyek jalan diinisiasi dengan skema kerja berbayar. Namun, dana yang disediakan habis terkuras sebelum pekerjaan selesai dituntaskan.
Ketika proyek pembiayaan infrastruktur defisit, Daendels melobi dengan mengundang seluruh pembesar daerah, dengan menyatakan bahwa pekerjaan jalan wajib dilanjutkan, karena bertujuan bagi pembangunan kesejahteraan masyarakat.
Suatu alasan yang dibuat, dengan maksud mereduksi biaya dari pihak Hindia Belanda. Dengan demikian, kewajiban kerja masyarakat kepada para petinggi daerah secara sukarela, adalah bentuk kepatuhan.
Sekurangnya terhitung 12.000 nyawa menjemput ajal, semasa durasi pembangunan jalan. Menjadi prasasti kemanusiaan, atas nama pembangunan.
Namun cerita soal kesukarelaan adalah kisah usang, karena pemaksaan lebih mengemuka. Kisah ini ditulis ulang dalam Novel Sejarah Pramoedya Ananta Toer, Jalan Raya Pos Jalan Daendels.
Dulu dan Sekarang