Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Internet dan Relasi Kuasa Negara, Studi Kasus Tiongkok

29 Desember 2017   04:49 Diperbarui: 29 Desember 2017   04:58 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Internet diawasi secara melekat. Tiada kebebasan, stabilisasi iklim politik dalam negeri Tiongkok dijaga secara kondusif dan berkelanjutan.

Tidak ada ruang negosiasi, terutama bagi investor asing, pilihannya hanya patuh atau keluar dari Tiongkok.

Kisah Yahoo untuk masuk ke Tiongkok, adalah ilustrasi bagaimana bisnis global menjajaki pangsa pasar potensial dunia. Termasuk mengakuisisi sebagian saham Alibaba, sebagai perusahaan lokal.

Langkah tersebut merupakan strategi untuk bisa berkolaborasi dengan inisiatif lokal dan memperbesar marketshare di Tiongkok. Pilihan moderasi strategi bisnis global dengan menimbang potensi pasar Tiongkok, adalah hal yang dianggap setara.

Termasuk diantaranya melakukan evaluasi konten yang sensitif, khususnya dalam konteks politik, mereduksi komunikasi informasi yang berkaitan tematik demokrasi, adalah langkah diambil Yahoo agar bisa adaptif dengan pemerintahan Tiongkok.

Tiongkok seolah menjadi terbuka, sekaligus pada saat yang bersamaan tertutup. Dalam kancah globalisasi, negeri tirai bambu mendorong dinamika eksternal, melalui stabilisasi faktor internal khususnya aspek politik.

Wajah Tiongkok memang mendapatkan tantangan berat, ketika teknologi menjadi sarana vital menjawab persoalan interdependensi global, yang saling terkait dalam network internasional, berhadapan dengan ideologi.

Sampai saat ini, Tiongkok masih mampu melakukan pengelolaan pertentangan kondisi tersebut, melalui kontrol ketat dan monopolitik dibawah perspektif negara.

Tantangan terbesar seiring terbukanya pemahaman dan ilmu pengetahuan, yang hadir bersama dengan internet, adalah terbentuknya sebuah kesadaran baru.

Akankah Tiongkok masih mampu bertahan dengan menggunakan model pemerintahan yang sama? Sejatinya, ketika pengetahuan hadir memenuhi ruang kesadaran dan cara berpikir publik, maka isme-isme ideologi seolah menjadi usang dan tidak relevan, hingga patut direvitalisasi agar selaras dengan kemajuan jaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun