Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menanti Rindu Alam "New Reborn"

21 Desember 2017   20:22 Diperbarui: 22 Desember 2017   03:13 2335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Situasi ini jelas membuat geliat ekonomi disepanjang Puncak, ikut terdampak. Tapi itu konsekuensi logis yang tidak dapat dielakkan.

Problemnya, stakeholder yang bertindak sebagai parapihak terkait perlu berkomunikasi dan merumuskan bentuk keunggulan baru dari kawasan Puncak. Inisiasinya tentu perlu dimulai, dari komitmen pemerintah daerah.

Lalu, bagaimana menakar Rindu Alam? Sekurangnya ujicoba pembuatan Rindu Alam II pernah dilakukan, namun kemudian ditutup, jejak papan namanya masih terlihat dijalur Pucak.

Kelebihan dari Resto Rindu Alam adalah kombinasi dari faktor nonkuliner, setidaknya demikian cermatan saya. Lokasi dan panorama itu adalah keunggulan bersaingnya.

Problem-nya, model bisnis seperti ini tidak mudah bersaing dimasa depan, terlebih bila tidak dikelola dalam bentuk branding secara berkelanjutan.

Segmen pasarnya saat ini adalah para pencari kuliner nostalgia. Transformasi untuk masuk ke segmen yang lebih kekinian tidak dilakukan.

Nama yang melegenda itu tidak memperbaharui dirinya. Dunia digital sebenarnya menawarkan kemudahan serta kepraktisan dalam merawat merek dagang.

Pilihannya ada beberapa, (1) menanti kompensasi penggusuran lalu berhenti (2) membuka lokasi baru dengan skema bisnis lama atau (3) memulai bisnis dengan branding baru ditempat yang baru.

Warisan nama merek Rindu Alam sudah kuat pada generasi awal 80-90an. Hal ini bisa menjadi keunggulan, tapi bertahan semata tanpa keunggulan spesifik, adalah hal yang sulit.

Metode dan cara baru perlu dibuat. Kini pilihan tempat bersantap disekitar Puncak jug semakin variatif. Tengok Bumi Aki atau Cimory bisa jadi model indikator.

Tidak harus mengikuti modelnya, tetapi juga bisa menemukan gaya sendiri melalui pendekatan baru dan berbeda. Pada posisi Product Life Cycle, maka posisi bisnis Rindu Alam ada dalam taraf maturity to decline.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun