Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menakar Masa Depan Merek Dunkin Tanpa Donuts

4 September 2017   18:07 Diperbarui: 4 September 2017   20:23 2560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi waktu berganti, selera berubah dan JCO dengan tepat mengartikulasikan taste lokal, citarasa donut yang lembut dan ringan serta balutan tampilan modern membuat merek donut lokal ini memang raja sebagai penguasa market share, meski ditingkat dunia Dunkin masihlah menjadi juara.

Kompetisi, Similarity dan Kolaborasi Produk

Persaingan memang tidak bisa dipandang secara linier, membandingkan pemain yang berada di bisnis yang sama adalah sudut pandang persaingan usang.

Selaras dengan Teori Porter, maka persaingan tidak hanya terjadi didalam industri sejenis, tetapi juga datang dari produk komplementer dan subtitusinya, maupun tekanan supllier dan customer.

Bahkan ditingkat dunia, size Dunkin secara perlahan digerus pelaku food and beverages diberbagai belahan dunia.

Konsepsi inovasi harus diterjemahkan dalam bentuk produk dan merek. Termasuk didalamnya kerangka pengembangan brand Dunkin yang selama ini terfokus pada donut sebagai motor utamanya.

Seolah berpacu dengan waktu Dunkin memang harus mulai melepaskan perlengketan merek yang membatasi geraknya.

Setidaknya, merujuk pada Starbuck yang telah memulai masuk pada lifestyle food and beverage maka pengembangan produk diperluas dari kopi, teh, snack bahkan merchandise seolah mengoptimalkan posisi merek untuk berkompetisi disemua lini.

Tentu Dunkin perlu mereformulasi strategi dalam mengakumulasi revenue, termasuk mengaktifkan brand dibawah group Dunkin lainnya yakni Baskin Robbins.

Pemisahan kedua brand yang telah kuat positioningnya tentu merupakan bagian dari strategi fokus pada produk yang dihasilkan oleh masing-masing brand.

Melihat pengalaman Coca Cola dalam membesarkan berbagai merek air mineral dibanyak negara tanpa melakukan unifikasi brand, disiasati dengan labeling the Coca Cola Company.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun