Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Money

Tantangan Ekonomi Kita: (Tidak) Ada Simsalabim

10 Juli 2015   15:20 Diperbarui: 10 Juli 2015   15:25 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Problematika mendasar yang harus segera dibenahi oleh Presiden, tentu juga terbilang banyak yang akan dijadikan sebagai pekerjaan rumah. Diantaranya soal kelambanan birokrasi, serapan anggaran yang rendah, padahal konsumsi pemerintah harus digenjot untuk menggairahkan ekonomi lokal.

Kabinet kerja belum responsif dan cekatan dalam melihat gelagat perubahan ekonomi. Dititik ini kerangka koordinasi perlu dirumuskan dalam formulasi yang sesuai dengankebutuhan gerak cepat dunia usaha.

Termasuk diantaranya, Presiden memang harus membentuk mentalitas baru dari hubungan tripartid pengusaha-pemerintah dan pekerja. Karena isu diseputaran segitiga saling terkait ini, kerap kali menjadi komoditas politik hingga mengabaikan makna stabilitas ekonomi sebagai faktor penting.

Pada pertemuan Silaturahim Presiden dengan para pebisnis kali ini, tentunya harus menjadi dasar bagi pengambilan kebijakan secara cepat dan tepat, mangatasi gejolak perubahan yang tidak tentu arah dalam kegetingan.

Simsalabim hanya akan terjadi bila semua pihak melihat dalam kerangka kepentingan bersama bukan untuk diri pribadi semata, menyisihkan problem politik secara subordinasi atas persoalan ekonomi. Bila hal ini dapat dilakukan, maka saatnya kita berkata: SEMPURNA ala magician terkenal dilayar kaca.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun