Sepak bola tidak hanya mengenal keindahan gol-gol indah dihasilkan dari umpan-umpan terampil atau tendangan akurat, namun juga memperlihatkan kepiawaian pemain dalam berbagai aspek teknis.Â
Salah satu aspek yang jarang diperhatikan tapi memiliki dampak besar adalah lemparan ke dalam, sebuah seni yang mampu menciptakan peluang berbahaya. Di Indonesia, ada satu nama yang mencuri perhatian dengan kemampuannya yang langka dalam mematikan, yaitu Pratama Arhan.
Lahirnya Seni Lemparan Ke Dalam di Indonesia
Lemparan ke dalam, baik dari sisi kanan maupun kiri, telah menjadi bagian teknis sepak bola. Namun, langka rasanya menemukan pemain yang mampu menjadikan lemparan ke dalam sebagai senjata ampuh.Â
Sejak tahun 1994, pesepak bola Notts County bernama Andy Lake membuktikan bahwa lemparan ke dalam bisa menjadi strategi untuk menciptakan peluang. Kisah inspiratif ini berlanjut di Liga Inggris, di mana Rory Delap dari Stoke City menjadi ikon dengan julukan "King of Throwin."
Fenomena ini juga mencapai tanah air pada era 2000-an, di mana Fajar Listiantoro dari PSIM Yogyakarta mengukir namanya sebagai pemain spesialis lemparan ke dalam. Namun, tak semua pemain memiliki kemampuan ini. Hingga akhirnya, muncul seorang pemain muda yang membawa nuansa baru dalam seni lemparan ke dalam, yaitu Pratama Arhan.
Pratama Arhan, yang mulai dikenal pada tahun 2020, bukanlah seorang atlet lempar lembing atau pemain dengan latar belakang yang lazim terlibat dalam seni lemparan. Berawal dari keisengan saat bermain di SSB Terang Bangsa Semarang, Arhan secara tidak sengaja menemukan kemampuannya yang luar biasa dalam lemparan ke dalam. Meskipun tanpa latihan khusus, Arhan mengembangkan kekuatan dan teknik lemparannya dengan berlatih sendiri.
Tanpa didampingi pelatih khusus, Arhan melibatkan dirinya dalam latihan push-up untuk mengencangkan otot perut, angkat beban untuk otot lengan, dan latihan ringan untuk memperkuat otot kaki. Kombinasi kekuatan tumpuan pada lengan, perut, dan kaki menjadi kunci suksesnya dalam mempertajam lemparan ke dalamnya. Hasilnya, Arhan berhasil masuk Timnas U-19 pada tahun 2020 dan membuktikan keunikannya dalam lemparan ke dalam di level internasional.
Perjalanan Pratama Arhan di Timnas Indonesia
Bergabung dengan Timnas Garuda, Arhan segera menunjukkan dampaknya dalam berbagai pertandingan. Di Piala AFF 2020, lemparan ke dalamnya bukan hanya menjadi elemen teknis, melainkan strategi tersendiri yang digunakan timnas. Arhan tidak hanya menguasai crossing dan umpan akurat, tetapi lemparan ke dalamnya mengancam pertahanan lawan, mendapatkan perhatian penonton, dan membawanya dinobatkan sebagai Pemain Muda Terbaik.
Prestasi Arhan tak berhenti di situ. Di Piala AFF 2022 melawan Filipina, lemparannya menciptakan gol bagi Dendy Sulistiawan. Bahkan di laga melawan Jepang pada Piala Asia 2023, lemparan ke dalam Arhan menjadi kunci satu-satunya gol yang lahir dari kaki Sandy Wols. Pengakuan dari kiper sekelas Emiliano Martinez dan pemain top seperti Takumi Minamino mengukuhkan bahwa lemparan Arhan bukan sekadar ancaman, melainkan sebuah seni yang sulit diantisipasi.
Pratama Arhan, dengan keunikan lemparan ke dalamnya, telah menjadi sosok pembeda bagi sepak bola Indonesia. Tanpa diduga, keisengan saat bermain di SSB Terang Bangsa Semarang membawa Arhan menuju prestasi gemilang di level internasional.Â
Dalam keberagaman seni sepak bola, lemparan ke dalam Arhan telah menciptakan cerita sendiri, membuktikan bahwa bakat luar biasa dapat muncul dari keisengan dan ketekunan. Timnas Indonesia dan pecinta sepak bola Indonesia menantikan terusnya aksi mematikan lemparan ke dalam dari Pratama Arhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H