Honda memutuskan untuk kembali berkompetisi di World Supersport Championship (WSSP), bersama dengan MIE Racing pada musim 2023 ini.
Terakhir kali Honda berkompetisi di WSSP adalah bersama tim privateer Dynavolt Honda dan minim prestasi pada tahun 2020.
Namun Honda kemudian memperbarui jagoan kelas menengah mereka, CBR600RR tahun 2021 yang lalu dan mendapatkan beberapa perkembangan performa diatas kertas.
Model baru ini terbukti sukses di ajang Asian Road Racing Championship (ARRC) dan mampu menyabet gelar juara Asia.
Berdasarkan hasil ini, Honda merasa percaya diri untuk kembali membalap di WSSP yang merupakan puncak balapan kelas Supersport di dunia.
Honda menggaet tim satelit mereka di kelas Superbike, MIE Racing Team dan bekerja sama dengan MS Racing untuk membentuk MIE MS Racing Honda Team untuk kejuaraan WSSP musim 2023.Â
Namun dengan perubahan yang ada di kelas WSSP pada tahun 2022 yang lalu, membuat beberapa pabrikan lain juga dapat memasuki kelas tersebut.
Ducati juga turun di WSSP bersama Supersport terbaru mereka, Ducati Panigale V2 bermesin dua silinder L Twin berkapasitas 959cc.
Triumph turun dengan Triumph Street Triple RS yang bermesin tiga silinder sejajar berkapasitas 765cc.
MV Agusta turun dengan F3 800RR yang bermesin tiga silinder sejajar berkapasitas 800cc.
Sementara Yamaha dan Kawasaki juga turun menggunakan YZF R6 dan Ninja ZX6R yang bermesin empat silinder segaris berkapasitas 600cc.
Lintasan WSSP bertambah kompetitif saat Honda tidak ada, lalu bagaimana peluang mereka di musim 2023?
Perlu WaktuÂ
Hal pertama yang harus digaris bawahi adalah Honda pasti butuh waktu untuk kembali kompetitif.
Walau sudah terbukti di ARRC, WSSP punya banyak perbedaan dari regulasi teknikal sampai supplier part yang digunakan.
Ban adalah contoh yang paling nyata. Di ARRC, ban di supply oleh Dunlop sementara di WSSP ban di supply oleh Pirelli.
Perbedaan merek ban mungkin dianggap orang awam sepele, namun untuk para insinyur dan mekanik yang terlibat, beda merek berarti beda karakter, berarti harus disetting secara berbeda.
Motor dirancang untuk mengakomodir tingkah laku ban, dan berkaca pada kasus CBR1000RR-R yang kurang menyatu dengan Pirelli di kelas Superbike, maka mungkin CBR600RR akan mengalami kendala yang mirip.
Selain itu pengalaman dan struktur tim juga berpengaruh pada lama atau tidaknya proses penyempurnaan CBR600RR.
MIE Racing Team sudah punya banyak pengalaman dalam mengembangkan motor bersama dengan Honda.
Namun dengan tim baru yang bekerjasama dengan MS Racing di WSSP, struktur dari tim juga harus diberikan waktu untuk berkembang.
Kemudian dalam line up pembalap. MIE Racing Team memutuskan untuk menggaet Tarran Mackenzie dan Adam Norrodin.
Tarran Mackenzie sudah tidak perlu dipertanyakan lagi talenta dan kemampuan balapnya. Dia memiliki pengalaman dan jam terbang yang lebih dari cukup untuk ditunjuk sebagai pembalap utama.
Mackenzie bahkan sudah memiliki pengalaman balap di kelas Superbike, tahun 2021 dia memenangkan British Superbike (BSB) bersama dengan Yamaha.
Sayang tahun 2022 Mackenzie didera cedera sehingga kalah dari Bradley Ray di BSB. Namun biarpun begitu Mackenzie adalah pembalap yang baik untuk memimpin kembalinya Honda di WSSP.
"Saya sangat bersemangat untuk bergabung dengan MIE MS Racing Honda Team di kejuaraan WSSP. Sudah menjadi tujuan besar saya untuk kembali ke kejuaraan dunia dan menurut saya berkompetisis di kelas Supersport adalah pilihan terbaik untuk saya belajar dan melangkah kedepan. Saya hanya ingin mengucapkan banyak terima kasih ke Midori (Manajer tim) dan seluruh personel tim yang memberikan saya kesempatan ini. Saya tidak sabar untuk memulainya!" Tutur Mackenzie (Dari Website resmi MIE Racing Team).
Sementara itu Adam Norrodin punya banyak pengalaman membalap di kelas Moto3. Walau tidak berhasil merebut podium, namun Norrodin beberapa kali merebut lap tercepat.
Musim 2022 yang lalu dia membalap di Asia Superbike (ARRC) dan mampu merebut dua podium bersama BMW.
Walau performanya tidak begitu mentereng, namun Norrodin diharapkan mampu membantu pengembangan motor bersama Mackenzie di sepanjang musim 2023 mendatang.
"Ini adalah sebuah kehormatan bisa bergabung dengan MIE MS Racing Honda Team dan saya ingin berterima kasih pada Midori Moriwaki karena sudah memberi saya kesempatan untuk membalap di kelas dunia. Saya akan memberikan semua yang saya bisa, ini adalah kesempatan besar untuk masa depan saya. Saya tidak sabar untuk bergabung dengan tim, memulai tes pertama kami dan tentu saja mulai membalap bersama pada balapan pertama di February." Ucap Norrodin (Dari website resmi MIE Racing Team).
Yamaha dan Kawasaki Jadi Refrensi
Berubahnya regulasi World Supersport Championship pada musim 2022 yang lalu memungkinkan pabrikan dengan kapasitas yang besar masuk ke kelas ini.
Ducati yang sebelumnya terjun secara eksklusif di kelas Superbike bahkan akhirnya juga ikut turun di kelas Supersport.
Berbeda dengan motor-motor lain di kelas Supersport, Ducati menggunakan mesin L Twin dua silinder legendaris mereka yang dulu biasa mereka pakai di Superbike.
Bahkan Panigale V2 sendiri adalah turunan langsung dari jagoan superbike mereka sebelum Panigale V4R, Panigale 1129 R Final Edition.
Walau belum memenangkan balapan di musim debut mereka kemarin, cepat atau lambat Ducati akan mulai garang di kelas menengah ini.
Sementara Triumph dan MV Agusta sama-sama menggunakan mesin tiga silinder segaris dengan kapasistas mesin di awal 800cc.
Triumph bahkan sudah merebut satu kemenangan di musim debut mereka kemarin bersama dengan Stefano Manzi.
Sehingga pabrikan yang masih menggunakan mesin empat silinder segaris 600cc yang merupakan mesin tradisional supersport hanya tinggal Yamaha dan Kawasaki.
Meski dianggap mesin tradisional yang mulai kuno, Yamaha masih bisa mendominasi kompetisi dan Kawasaki juga masih dapat merebut peringkat tiga.
Tandanya mesin empat silinder 600cc masih memiliki kesempatan untuk kompetitif melawan mesin-mesin yang lebih besar.
Keseimbangan antara jumlah silinder mesin dan bobot yang lebih ringan menjadi motor-motor empat silinder 600cc masih jadi senjata yang mematikan di lintasan supersport.
Hal ini juga membuat Honda sebagai pabrikan yang baru kembali memiliki sercercah harapan untuk bisa kompetitif di lintasan Supersport yang semakin sulit setiap tahunnya.
Kembalinya Honda menambah angin segar pada kejuaraan kelas menengah motor produksi massal paling akbar di muka bumi ini.
Diharapkan dengan kembalinya Honda, mereka tidak hanya sekedar menjadi pelengkap lintasan, melainkan menambah warna kompetitif di dalam kejuaraan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H