Motogp, ada beberapa pembalap yang bisa juara dunia menggunakan dua merek motor. Paling baru ada Casey Stoner yang mampu juara dunia bersama Ducati dan Honda.
DiValentino Rossi pernah juara dunia dengan Honda lalu Yamaha, Eddie Lawson lebih dulu juara dunia dengan Yamaha sebelum dengan Honda dan Giacomo Agostini pernah juara dunia menggunakan MV Agusta dan Yamaha.
Mungkin ada beberapa nama lain yang belum tersebutkan, namun menjadi juara dunia dengan dua pabrikan yang berbeda bukan hal mudah.
Masing-masing pabrikan membuat motor dengan filosofi yang berbeda sehingga karakter motornya juga berbeda. Pembalap yang bisa juara balapan dengan dua pabrikan saja sudah menunjukan kapabilitas lebih pembalap itu untuk beradaptasi, apalagi jadi juara dunia.
Di World Superbike Championship (WSBK) baru ada dua pembalap yang mampu juara dunia diatas dua pabrikan yang berbeda.
Siapa mereka berdua?
Troy Corser
Selain Troy Bayliss, Australia punya jagoan lain dengan nama depan Troy pada WSBK tahun 90an, dia adalah Troy Corser.
Pria kelahiran tahun 1971 itu sukses meraih dua gelar WSBK, satu dengan Ducati dan satu dengan Suzuki.
Gelar pertamanya yang diraih pada tahun 1996 bersama Ducati membuat Troy Corser menjadi juara termuda WSBK pada era itu.
Pada saat pertama kali meraih gelar, Corser masih berumur 24 tahun 11 bulan. Sebuah prestasi, mengingat pada era itu, pembalap lebih seperti penghobi daripada atlet professional.
Corser kemudian mencoba peruntungan di GP500 pada tahun 1997, tapi kurang kompetitif sehingga dia memutuskan kembali ke WSBK.
Gelar kedua Corser dia raih pada tahun 2005 bersama dengan Suzuki. Waktu itu Corser sudah berusia 33 tahun. Gelar Corser pada tahun 2005 menjadi gelar pertama dan sampai saat ini, satu-satunya yang dimiliki oleh Suzuki.
Pada tahun 2008, Corser berhasil menjadi runner up di belakang Troy Bayliss walau tanpa memenangkan satu balapanpun. Itu adalah terakhir kali Corser finish di tiga besar
Corser pensiun pada akhir musim 2011 sesudah mengumpulkan 33 kemenangan dan 130 podium dari 317 balapan.
James ToselandÂ
Rocker dari Inggris ini tidak bisa dipandang remeh di lintasan WSBK pada awal 2000an. James Toseland tidak hanya Rock n Roll di luar lintasan namun juga di dalam lintasan.
James Toseland pertama kali debut di WSBK pada musim 2001, podium perdananya datang di musim 2002 bersama dengan Ducati.
Toseland berhasil menjuarai WSBK untuk pertama kali pada tahun 2004. Tahun itu dia bersaing dengan rekan setimnya sendiri, Regis Laconi dari Prancis.
Tahun 2004 adalah tahun yang aneh bagi WSBK, tahun itu sering disebut sebagai Ducati Cup. Karena pada tahun itu semua pabrikan Jepang menarik diri untuk berfokus pada Motogp yang masa itu baru bertransisi dari era dua tak ke empat tak.
Akibatnya hanya Ducati yang masuk dengan dukungan penuh pabrikan di WSBK. Honda masih bisa memenangkan beberapa balapan lewat tim Ten Kate, namun pabrikan Jepang lain benar-benar tidak ada.
Gelar miliknya tahun 2004 membuat Toseland menggeser rekor Troy Corser sebagai juara dunia termuda WSBK hingga tahun 2022 ini, waktu itu Toseland berusia 23 tahun 11 bulan.
Sesudah kehilangan tempat di Ducati pada tahun 2006, Toseland hengkang ke Ten Kate Honda. Tanpa dukungan Honda Racing Corporation (HRC), Toseland membalap dengan motor seadanya.
Walau begitu pada 2006 Toseland berhasil mengalahkan Noriyuki Haga dengan Yamaha untuk duduk di posisi Runner Up, meskipun Troy Bayliss dengan Ducati sangat sulit untuk dikejar.
Tahun 2007, masih dengan motor seadanya Toseland mampu meraih gelar juara dunia. Cedera yang menghinggapi Bayliss dan Haga yang tidak konsisten membantu Toseland untuk meraih gelar.
Toseland mampu mengungguli Haga dengan seilisih dua poin di klasemen akhir untuk meraih gelar. Sesudah sukses meraih gelar tahun 2007, Toseland pergi ke Motogp bersama Yamaha.
Di Motogp, Toseland membela tim Yamaha Tech 3 bersama Colin Edwards. Sayang, perjalanan Toseland tidak mulus di Motogp.
2010 Toseland memutuskan kembali ke WSBK, namun cedera berkepanjangan membuatnya pensiun pada tahun berikutnya.
Selain menjadi pembalap, Toseland juga musisi. Beberapa kali dia tampil di Motogp award sebagai penghibur acara.
Sebelum memulai karirnya sebagai pembalap, Toseland memang tertarik pada musik. Dia bisa memainkan piano dan banyak instrument musik lain, bahkan beberapa lagunya ada yang menjadi top chart Radio Inggris.
Dengerin Life is Beautiful dari Toseland deh, lagunya bagus lho!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H