Ciabatti menyebutkan keadaan tim waktu itu amat tidak karuan, apalagi suasana buruk yang ditinggalkan oleh kegagalan Valentino Rossi merusak citra Ducati saat itu.
"Perubahan utama adalah Filippo Presziosi memutuskan untuk pergi setelah dua tahun berat dengan ekspektasi besar terhadap kemitraan Valentino-Ducati yang tidak membawa hasil sesuai ekspektasi. ini meninggalkan banyak luka pada organisasi di berbagai level." Ujar Ciabatti (Dikutip dari GPOne.com).
Ciabatti bahkan menyebutkan kalau Ducati saat itu berjalan ditempat tanpa arah yang jelas, mereka seakan tidak bisa berkembang.
"Kami tidak kemana-mana. Ducati berasal dari dua tahun tidak sukses dengan Valentino, dan kemudian, kami punya (Andrea) Dovizioso dan Nicky (Hayden) dan masih sangat kesulitan. Media sangat negatif kepada kami, mengatakan kami tidak bisa kemana-mana, yang mana itu benar pada titik tertentu karena kami tak punya arahan teknis yang jelas tahun itu," Lanjut Ciabatti. (Dikutip dari GPOne.com).
Kini dengan dua gelar yang berhasil diraih oleh Ducati, Paolo Ciabatti merasa lega sudah melewati masa-masa sulit itu.
"Jadi, itu tidak mudah dan jika Anda melihat selama 10 tahun terakhir untuk sampai di posisi kami sekarang, itu adalah hasil bagus." Kata Ciabatti. (Dari GPOne.com).
Banyak Inovasi
 Ducati lalu mendatangkan Gigi Dall'igna sebagai tim manager baru pada akhir 2013. Sejak itu Ducati sedikit demi sedikit bangkit.