Mohon tunggu...
Yudha Setya Nugraha
Yudha Setya Nugraha Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Freelance Content Writer. Automotive, Movies and games Enthusiastic. Still developing, still learning. Jomblo dan bahagia. I always gave my best in every article.

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Alasan Pembalap WSBK Lebih Sulit Beradaptasi di MotoGP

15 November 2022   18:03 Diperbarui: 15 November 2022   18:08 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Naik R1 seperti naik M1 di keadaan Hujan." Valentino Rossi berlatih menggunakan Yamaha R1. Sumber: Motogp.com

Sudah jadi rahasia umum kalau banyak pembalap Motogp yang pindah ke kelas Superbike (WSBK) dan langsung bisa berprestasi.

Nama-nama seperti Max Biaggi, Carlos Checa, Iker Lecuona, Marco Melandri , Nicky Hayden dan Alvaro Bautista bisa langsung naik podium di tahun pertama mereka.

Marco Melandri, konsisten di barisan depan WSBK. Sumber: Worldsbk.com
Marco Melandri, konsisten di barisan depan WSBK. Sumber: Worldsbk.com

Bahkan sebagian nama-nama diatas bisa langsung memenangkan balapan di tahun pertama mereka membalap di WSBK.

Carlos Checa, berhasil menjuarai WSBK 2011. Sumber: Worldsbk.com
Carlos Checa, berhasil menjuarai WSBK 2011. Sumber: Worldsbk.com

Dari segi gelar, Max Biaggi memenangkan dua gelar pada tahun 2010 dan 2012, Carlos Checa memenangkan gelar pada tahun 2011 dan Marco Melandri konsisten membalap di empat besar.

Max Biaggi, berhasil menjuarai WSBK 2010 dan 2012. Sumber: Worldsbk.com
Max Biaggi, berhasil menjuarai WSBK 2010 dan 2012. Sumber: Worldsbk.com

Terbaru, Alvaro Bautista berhasil menyabet gelar juara dunia musim 2022 ini bersama dengan Ducati.

Alvaro Bautista, berhasil menjuarai WSBK 2022. Sumber: Worldsbk.com
Alvaro Bautista, berhasil menjuarai WSBK 2022. Sumber: Worldsbk.com

Hal ini berbanding terbalik dengan pembalap-pembalap yang pindah dari WSBK ke Motogp. Sebut saja Noriyuki Haga, Ben Spies, James Toseland, Troy Bayliss, Colin Edwards dan Gareth Gerloff sulit berprestasi di Motogp.

Colin Edwards, tidak pernah menang sekalipun di Motogp. Sumber: Motogp.com
Colin Edwards, tidak pernah menang sekalipun di Motogp. Sumber: Motogp.com

Troy Bayliss juara dunia tiga kali WSBK hanya pernah menang sekali, Ben Spies juara dunia WSBK 2009 hanya bisa menang sekali, Colin Edwards juara dunia WSBK dua kali hanya konsisten di papan tengah dan sesekali podium.

Punya tiga gelar di WSBK, Troy Bayliss juga kesulitan di Motogp. Sumber: Motogp.com
Punya tiga gelar di WSBK, Troy Bayliss juga kesulitan di Motogp. Sumber: Motogp.com

Kenapa hal ini bisa terjadi?


Limit Motor yang Berbeda 

Ben Spies, juara dunia WSBK tahun 2009 yang pernah membalap di kelas Motogp mengungkapkan bahwa perbedaan motor menjadi penyebab utama sulitnya beradaptasi.

Spies berpendapat bahwa limit motor Motogp lebih sulit untuk dicapai, berbeda dengan motor WSBK yang lebih mudah untuk diketahui limitnya dan dibawa dengan maksimal.

"Di Motogp, limit motor sangat tinggi. Anda harus bekerja untuk menemukan limit itu." Kata Spies (Dikutip dari Worldsbk.com).

Spies, membalap bersama Yamaha pada WSBK 2009. Sumber: Worldsbk.com
Spies, membalap bersama Yamaha pada WSBK 2009. Sumber: Worldsbk.com

Spies kemudian mencontohkan hal ini dengan perbedaan performa Alvaro Bautista dengan jagoan Ducati WSBK sebelumnya, Chaz Davies.

"Di WSBK, dibandingkan motor lainnya, Panigale V4R adalah motor di WSBK dengan karakteristik yang paling mirip dengan motor-motor Motogp. Itu kenapa Chaz Davies kesulitan, power dan chasisnya sangat mirip dengan Motogp." Kata Spies (Dikutip dari Worldsbk.com).

Spies, saat membalap bersama Yamaha di Motogp 2012. Sumber: Motogp.com
Spies, saat membalap bersama Yamaha di Motogp 2012. Sumber: Motogp.com

Menurut Spies bahkan pembalap dari Moto2 atau Moto3 akan lebih mudah beradaptasi di kelas Motogp, karena memiliki motor dengan karakteristik yang mirip walau punya kapasitas mesin dan tenaga yang lebih kecil.

Sensitivitas Motor yang Berbeda

 

Sering para pembalap Motogp mengeluhkan tentang trek yang kurang sempurna, mau itu bergelombang atau punya aspal yang tidak rata.

Gareth Gerloff yang punya kesempatan untuk membalap di GP Assen 2021 awalnya tidak mengerti kenapa para pembalap Motogp begitu manja dengan kondisi trek sampai dia sendiri mencoba Yamaha M1.

"Sewaktu saya membalap di Assen dengan Yamaha M1, saya merasa treknya sangat bergelombang. Saya merasa aneh karena sebelumnya saya membalap di sana dan treknya tidak terasa begitu bergelombang. Beberapa bulan kemudian saya datang lagi ke Assen, kali ini bersama tim WSBK saya dan benar saya tidak merasakan gelombang yang parah dengan R1 saya." Kata Gerloff (Di kutip dari Worldsbk.com).

Garrett Gerloff, membalap di WSBK bersama GYTR Yamaha. Sumber: Worldsbk.com
Garrett Gerloff, membalap di WSBK bersama GYTR Yamaha. Sumber: Worldsbk.com

Gerloff kemudian menyimpulkan kalau motor Motogp sangat sensitive dengan permukaan aspal. Sehingga kecacatan lintasan sekecil apapun akan berdampak pada performa motor.

Gerloff membalap bersama Petronas Yamaha Motogp pada 2021 kemarin. Sumber: Motogp.com
Gerloff membalap bersama Petronas Yamaha Motogp pada 2021 kemarin. Sumber: Motogp.com

"Kemarin mereka juga mengeluh saat membalap di Texas (sirkuit COTA Amerika Serikat). Mereka bilang aspalnya sangat bergelombang, ya saya cuma bisa bilang kalau aspal COTA adalah aspal terbaik di Amerika Serikat, hahaha." Tambah Gerloff (Dikutip dari Worldsbk.com).

Iker Lecuona yang pindah dari Motogp ke WSBK juga punya pendapat yang senada dengan Gerloff.

"Di WSBK saya bisa memperbaiki kesalahan menikung saya dengan gaya balap saya karena motornya lebih banyak bergerak daripada Motogp. Di Motogp motornya begitu presisi dan harus dibawa sempurna saat menikung, salah sedikit anda langsung jatuh." Kata Lecuona (Dari Worldsbk.com).

Iker Lecuona membalap bersama Honda di WSBK 2022. Sumber: Worldsbk.com
Iker Lecuona membalap bersama Honda di WSBK 2022. Sumber: Worldsbk.com

Part-part Eksotik Motogp tidak ada di WSBK 

Kemudian dari sisi teknis, Motor WSBK sangat dibatasi daripada Motogp. Di Motogp karena menggunakan motor prototipe, pabrikan bisa bebas merubah dan mengoptimalkan performa motor, sementara di WSBK motor sebisa mungkin masih mirip dengan versi yang dijual.

Noriyuki Haga, menunggang Yamaha R7 pada WSBK 2000. Sumber: Worldsbk.com
Noriyuki Haga, menunggang Yamaha R7 pada WSBK 2000. Sumber: Worldsbk.com

Haga, menunggang Yamaha YZR500 pada Motogp (GP500 waktu itu) 2001. Sumber: Motogp.com
Haga, menunggang Yamaha YZR500 pada Motogp (GP500 waktu itu) 2001. Sumber: Motogp.com

Sebut saja rem karbon, aero fairing, body carbon fiber, ban dan elektronik sebagai benchmark.

Motor Motogp, punya banyak part eksotis. Sumber: Motogp.com
Motor Motogp, punya banyak part eksotis. Sumber: Motogp.com

Di WSBK, rem yang digunakan adalah rem baja yang mana jenis rem ini performanya akan menurun jika suhu pada rem terlalu panas.

Di Motogp, rem yang digunakan adalah rem carbon yang mana jenis rem ini performanya akan bertambah jika makin panas. Rem baja hanya digunakan saat keadaan hujan di Motogp.

"Naik R1 seperti naik M1 di keadaan Hujan." Valentino Rossi berlatih menggunakan Yamaha R1. Sumber: Motogp.com

Perbedaan performa rem ini menjadikan pembalap Motogp dapat lebih dekat mengerem saat masuk ke tikungan daripada pembalap WSBK.

Kebiasaan rem ini akhirnya mempermudah pembalap-pembalap Motogp yang pindah ke WSBK daripada sebaliknya karena pembalap Motogp lebih terbiasa dengan rem yang lebih kompleks, parts-parts lain juga begitu.

Walau mungkin ada yang turunan motor Motogp, tapi motor WSBK jauh lebih sederhana. Sumber: Worldsbk.com
Walau mungkin ada yang turunan motor Motogp, tapi motor WSBK jauh lebih sederhana. Sumber: Worldsbk.com

Lebih mudah pindah dari parts yang rumit ke parts yang sederhana daripada sebaliknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun