Pecco Bagnaia sudah memastikan diri meraih gelar juara dunia Motogp musim 2022 pada GP Valencia 6 November yang lalu.
Sekarang giliran Alvaro Bautista yang meraih gelar bersama pabrikan Borgo Panigale di WSBK, kali ini di WSBK Indonesia di sirkuit Mandalika tanggal 11 November.
Pertama Kali Ducati Kawinkan GelarÂ
 Honda pernah beberapa kali mengawinkan gelar Motogp dan WSBK, terakhir pada tahun 2002 saat Valentino Rossi dan Colin Edwards sama-sama meraih gelar musim 2002.
Yamaha melakukannya dua kali yakni tahun 2009 saat Valentino Rossi dan Ben Spies meraih gelar dan yang paling baru pada tahun 2021 yang lalau saat Fabio Quatararo dan Toprak Razgatioglu meraih gelar.
Namun bagi Ducati ini adalah pertama kalinya mereka berhasil mengawinkan gelar dua kejuaraan balap paling tinggi di dunia itu.
Ducati sudah memenangkan gelar WSBK sebanyak 17 kali sejak tahun 1988 dan dengan kemenangan Alvaro Bautista ini semakin memperkuat posisi Ducati sebagai pabrikan tersukses di WSBK dengan 18 gelar.
Sementara di Motogp, Ducati baru memenangkan satu gelar juara pembalap pada 2007 bersama Casey Stoner, kemenangan Pecco menjadi gelar kedua Ducati.
Datang dari Periode SulitÂ
Ducati sempat mengalami periode sulit baik di Motogp dan WSBK pada awal tahun 2010 sampai akhirnya bisa mengawinkan gelar pada tahun 2022 ini.
Di Motogp, kepindahan Casey Stoner ke Honda pada 2010 menjadi titik terpuruknya Ducati di Motogp. Bahkan seorang Valentino Rossi tidak bisa membawa Ducati memenangkan balapan.
Di WSBK, kemenangan Carlos Checa menjadi gelar terakhir Ducati untuk waktu yang sangat lama. Sewaktu Ducati memutuskan untuk berganti motor dari 1098 ke Panigale R itu menjadi awal masa sulit untuk Ducati.
Di Motogp, Ducati puasa kemenangan dari musim 2011 sampai musim 2016 sementara di WSBK, Ducati puasa kemenangan dari musim 2013 sampai tahun 2015.
Namun Ducati di WSBK dan Motogp punya cerita kebangkitannya masing-masing. Kebangkitan itu melibatkan dua nama pembalap hebat yakni Chaz Davies dan Andrea Dovizioso.
Menyempurnakan Panigale dan DesmosediciÂ
Chaz Davies dan Andrea Dovizioso adalah dua pembalap yang bisa disebut sebagai Ducati Savior, dua-duanya membawa Ducati hingga bisa kembali bersaing memperebutkan gelar.
Andrea Dovizioso mengembangkan Desmosedici dari motor yang sangat sulit untuk dibawa, hingga menjadi motor yang bisa dibawa oleh semua pembalap dengan gaya balap yang berbeda.
Chaz Davies membawa Panigale R yang tadinya sulit dimengerti dan underpower untuk melahirkan Panigale V4R yang sekarang bisa memenangkan kejuaraan.
Baik di WSBK atau Motogp, Ducati berusaha sangat keras untuk menyempurnakan motor mereka.
Di Motogp, Ducati menjadi pabrikan pertama yang mengembangkan aero fairing untuk mengkompensasi power besar mereka dengan aerodinamika serta pengembangan kontrol elektronik.
Bahkan di WSBK, Ducati membuang mesin V-Twin eksotis mereka untuk membuat motor yang kompetitif dengan pertama kali menggunakan mesin empat silinder V mereka pada Panigale V4R mereka tahun 2019 yang lalu.
Ducati tidak lagi membuat motor yang hanya menang tenaga di Motogp atau punya torsi super besar di WSBK, Ducati mulai mengembangkan motor seimbang yang mampu perform di segala jenis sirkuit.
Semua riset dan pengorbanan yang dilakukan oleh para teknisi Ducati sedikit demi sedikit  membuahkan hasil dan pucaknya pada tahun 2022 ini mereka kawin gelar.
Viva Ducati!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H