Ducati saat Rossi disana memiliki motor dengan mesin super kencang tapi sulit membelok karena tidak adanya harmoni antara chasis dengan mesin.
Ducati seperti memiliki tim insinyur antara mesin dan chasis yang bekerja tanpa komunikasi dan tidak menyatu.
Seolah-olah chasis apa adanya itu dimasukkan mesin yang disetel sangat kencang di lintasan lurus tanpa arah pengembangan yang jelas.
Tim yang bermasalah ini tidak terlihat sebelum Rossi datang ke sana karena waktu itu Ducati punya Casey Stoner yang mampu menutupi kekurangan Ducati yang menumpuk.
Sesudah Rossi pergi dan Ducati mengalami restrukturasi, baru Ducati membangun motor yang bisa dikendalikan dengan baik oleh bermacam-macam rider dengan bermacam-macam gaya balap.
Dimulai dari Desmosedici GP14 yang waktu motor itu pertama kali dirilis, banyak pers yang mengatakan bahwa GP14 adalah Italian RC213V yang saat itu berdominasi.
Tapi dari GP14, Ducati akhirnya bisa sedikit demi sedikit berkompromi antara filosofi mesin powerful mereka dengan aerodinamika chasis dan fairing sehingga membuat motor yang mudah di kendalikan.