Mohon tunggu...
yudha satya
yudha satya Mohon Tunggu... Lainnya -

Selalu Belajar Sampai Akhir Hayat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Revitalisasi Pasar sebagai Pusat Perekonomian Rakyat

26 Januari 2017   20:44 Diperbarui: 26 Januari 2017   21:01 1394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasar merupakan sebuah tempat mempertemukan seseorang dengan seseorang lain untuk melakukan sebuah transaksi, biasanya transaksi yang terjadi pada pasar adalah transaksi jual beli terutama segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan pokok manusia, mulai dari kebutuhan pangan dan sandang yang sangat memasryarakat bagi kalangan masyakarat apapun itu.[1]

Dari bertemunya penjual dan pembeli itulah maka terjadilah transaksi yang berkelanjutan setiap harinya sehingga akan menjadi sebuah kebiasaan atau bahkan sebuah kebudayaan dalam suatu masyarakat lokal maupun global konsep pasar ini dibawa dari jaman tradisional hingga jaman modern dan global ini konsep pasar masih tetap dibutuhkan dan dipertahankan dalam kehidupan bermasyakarat

Dengan adanya perkembangan jaman sampai sekarang ini konsep pasar yang awalnya hanya dilakukan oleh orang orang biasa dan antar perseorangan mulai tumbuh dilakukan oleh peroseorangan yang mulai menguasai bidang bidang tertentu, dari beberapa bahan yang dijual pada pasar tradisional, sehingga lama kelamaan perseorangan yang menjual dan sedikit demi sedikit menguasai komoditas di pasar tersebut berpindah dan membuat toko sendiri dan lama lama orang tersebut mengembangkan usahanya dengan membuat pasar sendiri dan terciptalah sebuah pasar swalayan, yang merupakan sebuah tempat yang awalnya hanya untuk kalangan kelas menengah keatas atau kalangan orang berduit yang menyediakan segala sesuatu dan menyediakan segala sesuatu yang belum dimiliki oleh pasar tradisional seperti keanekaragaman produk sampai dengan sistem yang dikembangkan oleh perseorangan tersebut.

Konsep sosialis vs kapitalisme

Secara tidak langung konsep dasar dari pasar tradisonal adalah sistem ekonomi kerakyatan dimana para pelaku dari pasar tradisional harus mengutamakan pelayanan agar produk yang dijual dapat laku terbeli, dan jika orang tersebut sedikit 'nakal' maka pelanggan dapat memilih penjual lain. Karena memang di pasar para pelaku nya / penjual tersebut sangat banyak sehingga sangat kecil sekali kemungkinan adanya praktek praktek monopoli jika dilihat secara kasat mata.

Adapun dalam pasar swalayan seperti yang sudah saya jelaskan tadi, menggunakan sistem yang mereka bangun sendiri dengan para pemain / penyuplai kebutuhan dari pasar tersebut adalah badan badan yang bekerja sama dengan para pemilik pasar swalayan tersebut dengan tujuan mencari pelanggan atau bisa dibilang lebih mengarah kearah industri daripada sistem kerakyatan yang diusung oleh pasar tradisional

Jika terdapat kondisi ekonomi yang demikian adanya, maka secara tidak langsung hal ini akan mengarah kepada dan konsep sosialis melawan konsep kapitalisme dimana yang berkuasa adalah beberapa pemilik modal sehingga akan menimbulkan dampak kesenjangan sosial dimana yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin.

Pasar vs Swalayan

Sumber: http://4.bp.blogspot.com/
Sumber: http://4.bp.blogspot.com/
Melihat kondisi yang sekarang berkembang, mau tidak mau keberadaan pasar tersaingi dengan keberadaan swalayan, terutama pada kota kota besar di negara ini, kata pasar menjadi sebuah tempat yang terkesan buruk dan kumuh terutama oleh para masyarakat kalangan menengah keatas di negara ini maka nanti saya akan mencoba menggali ide ide bagaimana pasar akan menjadi lebih baik lagi sehingga dapat bertahan di era yang seperti ini.

Kebanyakan pasar di indonesia masih menggunakan konsep pasar tradisional terutama pasar pasar yang ada di area luar perkotaan, kebupaten bahkan pedesaan, sehingga mau tidak mau kondisi pasar tradisional di indonesia tidak akan bisa mati tergantikan oleh pasar swalayan meskipun keberadaan pasar swalayan sudah ada dimana mana berbagai pelosok di negara ini.

Meskipun demikian jika seseorang mendengar kata pasar di negara ini, maka kesan kumuh, jorok berbau dan kotor sudah menjadi jap merek dari keberadaan pasar tradisional yang ada, dan kenyataan memang demikian. Sangat sedikit pasar tradisional yang jauh dari kesan tersebut kecuali beberapa pasar pasar tradisional yang diupgrade / disesuaikan dengan konsep pasar modern oleh pemerintahan setempat

Maka salah satu kabar baiknya adalah keberadaan pasar masih diminati oleh masyarakat indonesia untuk saat ini, sehingga jika pasar tradisional ini ingin lebih diminati lagi dimasa depan maka diperlukan sedikit perubahan perubahan di dalam pasar tradisional tersebut sehingga mengilangkan kesan kesan negatif yang ada di masyarakat

Lain halnya dengan pasar swalayan yang bertebaran di negara ini, yang hadirnya juga belum cukup lama sekitar 20 - 30 tahun yang lalu namun kehadirannya seperti dapat membrainwash masyarakat untuk mengalihkan lokasi belanjanya ke pasar swalayan tersebut.

Karena memang pasar swalayan sangat bertolak dengan pasar tradisional dimana harga yang ada sudah paten alias tidak ada kondisi tawar menawar (meskipun yang tawar menawar belum tenu lebih buruk), kondisi tempat yang nyaman bahkan sejuk dilengkapi oleh air conditioner dan pengharum ruangan, ada fasilitas fasilitas seperti keranjang belanja, rak rak yang tersususun rapi sehingga memudahkan para pelanggan untuk berbelanja, bahkan terdapat barang barang yang diimpor dari luar negeri yang didatangkan dengan bebasnya yang membuat baik para masyarakat lokal maupun (mungkin) turis asing seakan berada dalam negaranya sendiri.

Selain itu lokasi swalayan swalayan kecil sudah bertebaran di negara ini yang seakan membuat sebuah pilihan tunggal lokasi berbelanja di tempat tempat tersebut, karena memang swalayan swalayan yang ada memang menyediakan pelayanan yang bisa dianggap lebih baik daripada pasar tradisional dan juga produk produk yang ada diproduksi oleh industri industri sehingga ya... begitulah...

Pasar adalah sebuah hukum alam

Anehnya fenomena pasar ini seakan menjadi sebuah hukum alam dan menjadi sebuah kebutuhan bagi masyarakat yang berinteraksi secara sosial bahwa secara tidak langsung pasar sendiri merupakan wadah untuk pusat perekonomian bahkan bisa dibilang pusat dari penyebaran kesejahteraan dari suatu kelompok masyarakat, sehingga mustahil pasar ini akan hilang, hilang tidak cuman tergantikan.

Maka saya sambungkan tema pasar ini dengan kondisi riil di indonesia yakni terdapat aksi 212 alias tanggal 2 bulan 12 / desember dimana masyarakat islam berkumpul untuk melakukan sebuah gerakan yang saya pikir tidak mungkin hal tersebut bisa direncanakan oleh manusia namun saya tidak memperpanjang hal ini, hanya ingin menggaris bawahi output dari akasi ini yakni ada sebuah boikot sebuah produk makanan serta dampak dampak lain seperti gerakan membeli di toko tetangga yang harapannya bisa mengalahkan kekuatan besar yang berkuasa di negara ini.

Satu hal yang dapat saya pelajari dari kejadian tersebut yakni bahwa untuk dapat menyerang sesuatu yang besar maka dimulai dari yang kecil dahulu, maka saya rasa merevitalisasi pasar sebagai pusat perekonomian rakyat sangat penting dilakukan sebagai gerakan yang merakyat dan memasyarakat

Kesimpulan

Akhirnya kita sampai pada kesimpulan mengenai urgensi hari pasar rakyat nasional apakah hal tersebut perlu atau tidak mengingat sangat banyak sekali belakangan ini hari hari nasional yang ditetapkan di negara ini, maka saya pikir tidak ada salahnya membuat hari pasar nasional dengan beberapa catatan atau perbaikan perbaikan yang senantiasa dilakukan setiap hari pasar rakyat nasional dilakukan seperti kegiatan membeli di pasar yang notabene sudah dilakukan oleh masyarakat sehingga tidak perlu dilakukan.

Sehingga dari beberapa hal yang telah kita bahas saya mempunyai usulan usulan jikalau memang benar hari pasar rakyat nasional ini benar benar diputuskan menjadi hari nasional

Yang pertama yakni adanya manajemen dan penyelarasan konsep pasar modern dan tradisional, dimana didalamnya terdapat fasilitas fasilitas yang nyaman dan ruang yang bersih mirip seperti swalayan yang baru saya temui di kota malang. [2]

Yang kedua yang tak kalah penting adalah kedaulatan atau ketidak terikatan setiap pelaku perekonomian di pasar untuk menentukan harga lokal tidak terpengaruh harga nasional, karena saat ini memang ada berbagai macam permainan ala hukum rimba di dalam pasar tradisional yang menimbulkan adanya permainan harga harga komoditas di pasar, dan saya pikir itu harus kita perbaiki meskipun itu tidak mudah, karena kondisi setiap wilayah di indonesia yang sangat heterogen sehingga tidak heran jika setiap pasar memiliki keunikan tersendiri

Dan Saya pikir jika kedua klausul tersebut dipenuhi (meskipun masih banyak yang perlu dibenahi) akan ada sedikit harapan pasar tradisional untuk menjadi pusat perekonomian rakyat seperti kondisi pasasr pasar tradisional yang ada di luar negeri yang meskipun tidak memiliki sistem tapi lokasinya masih enak untuk dikunjungi baik oleh para warga negaranya maupun wisatawan asing yang berkunjung ke pasar tersebut.

Sumber :

[1] : Wikipedia

[2] : Pasar Oro-oro Dowo Malang Patut Jadi Percontohan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun