Mohon tunggu...
Yudha P Sunandar
Yudha P Sunandar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Jurnalisme dan Teknologi

Lahir, besar, dan tinggal di Bandung. Senang mendengarkan cerita dan menuliskannya. Ngeblog di yudhaps.home.blog.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Awali dengan Tungku, Menuju Hidup Berkelanjutan

12 April 2018   10:13 Diperbarui: 12 April 2018   10:32 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain kering, saya juga belajar tentang kepadatan kayu. Semakin padat kayu, semakin sulit terbakar. Namun, kayu yang padat memungkinkan api menyala lebih lama dan panas. Oleh karena itu, penting untuk membelah kayu yang padat setipis mungkin agar mampu terbakar dengan baik.

Saya juga belajar tentang waktu yang tepat untuk memasukkan kayu. Pada tahap permulaan, sebaiknya masukan kayu yang ringan dengan kepadatan yang renggang. Kayu jenis ini sebaiknya dipotong tipis-tipis agar api bisa menyala besar dengan cepat. Sisipkan pula kayu yang lebih padat di sela-selanya, sehingga api bisa dengan mudah membakar kayu tersebut.

Ketika memasukkan kayu pun harus memperhatikan kondisi api dan kayu di dalamnya. Idealnya, masukan kayu bila api mulai sedikit redup dengan kayu yang ada. Bila api terlalu lemah, kayu akan sulit terbakar. Hasilnya, kepulan asap yang terlampau tebal. Sebaliknya, bila kita memasukkan kayu ketika api masih terlalu besar dan kayu yang ada masih belum terbakar sempurna, maka akan terjadi penumpukkan arang di bagian belakang tungku. Bila sudah seperti ini, kita akan mendapati panen asap yang justru lebih tebal.

Selesai urusan kayu, kini saya mulai dengan bagian masak-memasak. Saya mulai dengan memasak air panas untuk mandi. Pasalnya, ini tahap yang paling sederhana dan mudah. Tentunya, sangat keterlaluan bila masak air panas untuk mandi saja sampai gosong.

Meskipun tampak sederhana, memasak air panas mengajari saya untuk mengatur panas api. Sebisa mungkin, panas api selalu tetap dan tidak menurun. Bila api terlalu dingin, maka air akan sulit panas dan tidak akan pernah mendidih. Dalam hal ini, saya harus benar-benar memasukkan kayu dengan waktu yang tepat. Bila tidak, justru kita akan panen asap.

Bahan bakar lainnya yang kini mulai jadi favorit saya adalah batok kelapa. Batok kelapa cukup padat, tetapi memiliki ketebalan yang cukup tipis. Hal ini membuatnya mudah terbakar. Terlebih lagi, arang batok kelapa cukup panas, sehingga memudahkan saya untuk memasak nasi liwet dengan tingkat kematangan yang cukup baik.

Usai mampu melewati tahap mendidihkan air panas, saya kemudian belajar memasak mie instan dan menggoreng tahu. Lagi-lagi, saya harus berusaha agar panas api tetap, sembari memastikan masakan di atasnya tidak gosong. Dalam proses ini, beberapa kali saya terpaksa menyantap tempe dan tahu yang gosong. Namun, peristiwa ini justru membuat saya lebih mampu memasak mie instan dan tahu lebih baik lagi.

Usai sukses dengan mie instan, tempe, dan tahu, beberapa hari terakhir saya mulai memberanikan diri memasak nasi liwet. Belajar dari tukang bangunan di seberang rumah, memasak nasi liwet harus memperhatikan panas api sebelum dan sesudah nasi mengeluarkan uap.

Pada tahap permulaan, saya mulai dengan api besar dan panas. Di dalam tungku tampak lidah api menjilat-jilat pantat panci berjuluk kastrol. Setelah dari dalam kastrol muncul uap, tarik semua kayu yang ada di dalam tungku. Mulai tahap pertengahan ini, masaklah nasi hanya dengan menggunakan bara dari arang kayu yang ada dalam tungku.

Sesekali, buka tutup panci dan aduk isinya. Pastikan nasi tetap mendidih pada tahap ini. Setelah uap dari dalam panci mulai berkurang, cek setiap 5-10 menit sekali keadaan nasi. Pastikan, bara api tetap tersedia. Bila kadar air pada nasi sudah mulai hilang, berarti nasi liwet sudah matang.

Menurut saya, memasak nasi masih tahapan awal dalam pertungkuan. Tantangannya cenderung mudah hingga menengah. Ke depannya, ada banyak sayuran dan panganan yang lebih rumit untuk dimasak dan memiliki tantangan tersendiri ketika meraciknya menggunakan tungku. Step by step saja lah yah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun