Adapun untuk keperluan layouting, saya mengganti InDesign dengan Scribus. Meskipun tidak selengkap InDesign, tetapi Scribus mampu memenuhi kebutuhan saya untuk urusan menyusun tata letak kata dan gambar di atas kertas.
Dan ternyata, ketika saya menuliskan catatan ini, tidak terasa, sudah tiga bulan saya bermigrasi dari MacOS ke Ubuntu. Secara garis besar, rasanya cukup nyaman dan tidak terlalu buruk juga. Terlebih lagi, pekerjaan saya pun hanya berkutat seputar menulis dan menulis, sehingga tidak menuntut perangkat keras yang terlalu mewah dan mahal. Namun, kalau ada yang mau ngasih MacBook lagi, tentu saya terima dengan senang hati, seperti saya menerima MacBook Air pada 2012 lalu.***