Mohon tunggu...
Yudha P Sunandar
Yudha P Sunandar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Jurnalisme dan Teknologi

Lahir, besar, dan tinggal di Bandung. Senang mendengarkan cerita dan menuliskannya. Ngeblog di yudhaps.home.blog.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Liputan bersama Kompas TV, Belajar dari Jurnalis TV (2/3)

29 Juli 2015   01:49 Diperbarui: 11 Agustus 2015   21:26 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mas Ridwan tengah mengambil gambar suasana pagi di Mandalamekar. (Foto: Yudha PS)

Bila ada panggilan masuk, hal ini membuat telepon harus diangkat melalui komputer. Tentunya, keterbatasan teknologi ini membuat aktivitas memutar lagu harus dihentikan ketika ada telepon masuk. Meskipun begitu, keterbatasan ini tidak membuat kehidmatan siaran di radio Ruyuk FM terganggu. Justru, sangat amat khas dibandingkan radio lainnya.

Radio Ruyuk FM cukup terkenal di kalangan masyarakat Desa Mandalamekar dan desa-desa lainnya di Kecamatan Jatiwaras, bahkan kecamatan tetangga. Karena posisinya yang berada lebih tinggi dibandingkan desa-desa lainnya, membuat radio ini bisa ditangkap oleh warga desa lain yang jaraknya lebih dari 5 Kilometer. Padahal, secara teknologi antena, jangkauan radio ini hanya sebatas 3-5 Kilometer.

Setiap harinya, radio Ruyuk FM memiliki program yang berbeda-beda. Beberapa yang saya ingat adalah program kebudayaan Sunda, penghijauan hutan, dan kesehatan. Program-program ini sejalan dengan program desa yang dipimpin oleh pak Yana Noviadi ini.

Karena jangkauan radio yang cukup luas, membuat program-program desa ini didengar juga oleh masyarakat desa dan kecamatan tetangga. Hal ini membantu Mandalamekar untuk mensukseskan program-programnya. Sebagai contoh, ketika ada peraturan desa yang tidak memperbolehkan menebang pohon di hutan lindung dan menembak burung di Mandalamekar, membuat warga desa sekitar menghormati peraturan tersebut dan mentaatinya.

Menjelang jam 22, tim Kompas TV menarik diri, demikian juga saya. Besok masih ada agenda peliputan yang harus kami kerjakan kembali. Dan saatnya untuk kami beristirahat sejenak, dininabobokan oleh suara katak dan jangkrik di rumah pak Yana yang masuk kategori Mewah alias "Mepet ke Sawah". Yah, rumahnya pak Yana tepat terletak di pinggir sawah.{*}

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun