Mohon tunggu...
Rahmat Putra Yudha
Rahmat Putra Yudha Mohon Tunggu... Guru - Pelatihan Pendidikan

Pusat pelatihan Guru / dosen dan mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Disiplin Positif dalam Pendidikan

26 Maret 2023   00:48 Diperbarui: 26 Maret 2023   00:58 1341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bentuk-bentuk penanaman disiplin positif yang dapat dijalankan dalam proses belajar yakni: 1) Memberikan alternatif lain pada anak, 2) mengakui dan menghargai upaya anak dan tingkah laku mereka baik, 3) anak menaati peraturan apabila mereka diajak berdiskusi dan menyetujui peraturan tersebut, 4) kosisten dan bimbing yang tegas, 5) positif dan menghargai murid, 6) tidak mengandung kekerasan fisik maupn verbal, 7) konsekuensi logis yang bersinggungan langsung dengan pelanggaran yang dilakukan oleh siswa, 8) anak harus berubah jika prilaku mereka memberi dampak negatif pada orang lain, 9) memahami kemampuan, kebutuhan, kondisi dan tingkat perkembangan individual anak, 10) mengajarkan anak untuk menanamkan kedisiplinan pada diri mereka,11) mendengarkan dan memberi contoh, 12) memanfaatkan kesalahan sebagai peluang untuk pembelajaran, 13) langsung menuju pada permasalahannya yaitu prilaku anak bukan anaknya, dengan mengatakan “apa yang kamu lakukan adalah salah” (Institute og good governance and regional development: 2017).

Prinsip-prinsip disiplin Positif Menurut Power, F. Clark dan Hart, Stuart N (2005) bahwa terdapat 7 (tujuh) prinsip disiplin positif pada anak yaitu;  

1. Menghormati martabat anak

2. Mengembangkan perilaku pro-sosial, disiplin diri, dan karakter

3. Maksimalkan partisipasi aktif anak

4. Hormati perkembangan kebutuhan dan kualitas hidup anak

5. Hormati motivasi dan pandangan hidup anak

6. Yakinkan keadilan (keadilan dan non-diskriminasi) dan keadilan

7. Promosikan solidaritas

Manfaat disiplin Positif

Menurut Save the Children (2004:29) Anak-anak perlu diajari disiplin positif sehingga mereka memahami dan mematuhi peraturan yang berlaku dalam masyarakat. Pukulan atau kekerasan pada anak tidaklah diperlukan bahkan penerapannya hanya akan merusak anak. Bukti menunjukkan bahwa penerapan pendekatan positif seperti negosiasi dan sistem reward (penghargaan), baik bagi anak perempuan maupun anak laki-laki dapat menghasilkan umpan balik yang lebih baik dibandingkan dengan penerapan hukuman melalui kekerasan verbal; sik atau emosional.

Sedangkan menurut Kyle Aken (2016) terdapat manfaat Disiplin Positif yakni Banyak siswa bereaksi lebih positif terhadap penguatan / disiplin yang baik. Menggunakan teknik disiplin positif dapat membantu guru mengatasi banyak tantangan di kelas dan membantu siswa belajar dan membuat pilihan yang lebih baik di masa depan. Padahal, dengan menggunakan disiplin positif di kelas tidak hanya meningkatkan kesuksesan akademik di kelas tapi juga memberi banyak manfaat lainnya, diantaranya:

a. Siswa menunjukkan rasa hormat terhadap guru

b. Siswa sedang bertugas dan bertunangan

c. Tindakan disiplin yang kurang diperlukan

d. Lebih sedikit suspensi dan pengusiran

e. Siswa melihat peraturan sebagai adil

f. Kehadiran meningkat

Dampak Disiplin Positif

Menurut McCarry et al. (2012) dan Perzweks (2012) dampak  disiplin positif adalah dapat mempromosikan nilai dasar dan budaya dan mengurangi referensi disiplin, mengurangi hasil negatif dari pengalaman siswa, meningkatkan keterampilan sosial dan keterampilan pribadi dan internal dan keterampilan eksternal dan penurunan tingkat kegagalan siswa.

Sedangkan menurut Khodabakhshi dan Abedi (2005) dan Gitting dkk. (1990), dan Lewis (2001) disiplin positif berdampak pada komitmen siswa. Temuan penelitiannya ialah menunjukkan bahwa komitmen siswa dapat menjadi solusi untuk mewujudkan ajaran yang disiplin positif.

Lebih jauh lagi, Bergin dan Bergin (1999) kedisiplinan positif mengarah pada pertumbuhan pengendalian diri siswa. Oleh karena itu, hal ini mengakibatkan siswa yang memiliki kontrol terhadap kelas mengamati masalah disiplin dari pada siswa yang dikuasai oleh guru mereka.

Penerapan disiplin Positif 

Sikap positif dalam pembelajaran dan upaya menstrukturkan pembelajaran merupakan langkah penting dalam mencapai tujuan jangka panjang pengasuhan dan pendidikan yang dilakukan oleh semua orang tua. Karakteristik dalam kelompok usia-usia perkembangan yang berbeda juga akan menentukan dukungan serta informasi- informasi yang diberikan oleh orang tua kepada anak-anak mereka. Kemampuan mendengar aktif menjadi sarana yang penting dalam menyelesaikan konflik-konflik yang muncul dari berbagai konsekuensi interaksi yang terjadi baik antar orang tua dengan anak maupun antar anak sendiri. Bagian ini kemudian berupaya menggabungkan keseluruhan tema-tema di atas dalam merespon berbagai situasi yang terjadi dalam konteks pengasuhan dan pendidikan. Prinsip yang kemudian perlu dipegang teguh untuk mencapai tujuan jangka panjang pengasuhan dan pendidikan adalah adalah mengahargai keseluruhan individualitas anak sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya mencapai potensi optimal dalam kehidupan anak sendiri.

Sumber : 

Nelsen, J. Lott, L., & Glenn, S. (1997). Positive Discipline in the Classroom. Rocklin, Ck Prima Publishing.

Save the Children. How To Research the Physical and Emotional Punishment of Children. Bangkok: Southeast, East Asia and Paci c Region, 2004.

Barakat, I. & Clark, J. (1998). Positive discipline and child guidance. University of Missouri Extension Publication #GH 6119.

Positive Discipline, Ed. Jane Nelsen, Lynn Lott, Stephen Glenn. Random House Publishing Group, 2006.

Power, F. Clark and Hart, Stuart N. “The Way Forward to Constructive Child Discipline,” in: Hart, Stuart N (ed.), Eliminating Corporal Punishment: The Way Forward to Constructive Child Discipline. Paris: UNESCO Publishing, 2005.

Kyle Aken (2016). Manfaat positif disiplin. Diakses dari https://study.com/academy/lesson/using-positive-discipline-in-the-classroom.html. pada tanggal 20 Januari 2018, Jam 12:40 WIB.

Centre for Justice and Crime Prevention and the Department of Basic Education (2012), Positive Discipline and Classroom Management, School Safety framework, Pretoria

Bergin, C., & Bergin, D. A. (1999). Classroom discipline that promotes self- control, Journal of Applied Developmental Psychology, Volume 20, Number 2, June 1999 , pp. 189-206(18).
DOI: http://dx.doi.org/10.1016/S0193-3973(99)00013-1

Lewis, R. (2001). Classroom discipline and student responsibility: the students view teaching and teacher education, Volume 17,Number 3, April 2001 , pp. 307-319(13). DOI: http://dx.doi.org/10.1016/S0742-051X(00)00059-7
Lewis, S., Rom, Y. J., & Katz, X, Qui. (2008). Students’ reaction to classroom discipline in Australia Israel, and China Ramon, Teaching and Teacher Education, 24, 715–724. DOI: 10.1016/j.tate.2012.03.009

Khadabakhshi, Mahdi, Abedi, Mohamadreza, (2009), Examining the Methods of Increasing Commitment among Students in the city of Shahreza in the 2005-2006 academic years, Journal of Psychological studies, Faculty of psychology and educational sciences, Alzahra university, Vol. 17, p 113.

Mccrary, D., Lechtenberger, D., & Wang, E. (2012). The effect of school wide positive behavioral supports on children impoevished rural community schools. Preventing school failure, Vol. 56, issue 1, pp. 1-7.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun