Mohon tunggu...
Yudha Ariyanto
Yudha Ariyanto Mohon Tunggu... Administrasi - Perisalah Legislatif

Saya seorang perisalah yang sudah tertarik dengan risalah sejak tahun 2019. Saat ini saya mendalami pembuatan risalah dengan memanfaatkan berbagai aplikasi digital guna mendukung hasil risalah yang cepat dan akurat. Di masa depan, dengan memahami dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan di bidang risalah, saya dapat menghasilkan risalah yang mendukung terwujudnya Indonesia Emas 2045.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gradasi Pemikiran Modul Agenda I Latsar CPNS Angkatan XII Tahun 2024

23 Juli 2024   15:02 Diperbarui: 23 Juli 2024   15:02 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan Layar Modul Agenda I Latsar CPNS Angkatan XII Tahun 2024

Kejahatan komunikasi massa memiliki dampak yang luas dan merusak, terutama dalam era globalisasi saat ini di mana informasi dapat menyebar dengan cepat dan tanpa batas. Berikut ini dampak kejahatan komunikasi massa, yang meliputi:

  • Kejahatan komunikasi massa yang merupakan berita palsu atau menyesatkan dapat menyebar dengan cepat melalui internet. Hal ini menyebabkan kebingungan dan membentuk opini publik yang salah, yang dapat berdampak negatif pada keputusan politik dan sosial, yang semakin membentuk polarisasi di dalam masyarakat;
  • Kejahatan komunikasi massa khususnya ujaran kebencian dapat menimbulkan lebih banyak konflik di masyarakat. Orang-orang cenderung percaya pada informasi yang mendukung pandangan mereka meskipun kurang tepat. Hal ini memperburuk polarisasi dan mengurangi upaya untuk berdiskusi secara konstruktif;
  • Propaganda dan ujaran kebencian dapat menyebabkan kekerasan dan konflik antar kelompok. Tindakan diskriminasi dan kekerasan juga sering difasilitasi oleh media yang digunakan untuk menyebarkan kebencian.
  • Kejahatan komunikasi massa menyebabkan masyarakat kehilangan kepercayaan pada media dan institusi pemerintah ketika mereka sering menemukan berita palsu atau bias. Ini menyebabkan menurunnya partisipasi demokrasi masyarakat.
  • Kejahatan komunikasi massa yang mengakibatkan kejahatan lain, seperti penipuan, pencurian identitas, pencurian data pribadi, dapat mempengaruhi pasar, investasi, dan perekonomian. Kampanye disinformasi juga dapat merusak reputasi orang dan bisnis, mengakibatkan kerugian finansial.
  • Kejahatan komunikasi massa juga berdampak pada kesehatan mental masyarakat. Berita negatif atau palsu dapat menimbulkan kecemasan, ketidakpercayaan, dan kelelahan mental. Orang mungkin menjadi apatis atau takut terlibat dalam diskusi publik jika mereka tidak dapat membedakan mana informasi yang benar, yang mengurangi partisipasi demokratis.

Langkah penting dalam memerangi kejahatan komunikasi massa adalah mengajarkan orang-orang cara membedakan informasi yang salah dan belajar berpikir kritis. Selain itu, kerja sama antara pemerintah, komunitas sipil, dan platform media sosial diperlukan untuk membuat peraturan yang mencegah penyebaran informasi yang berbahaya dan mendukung penyebaran informasi yang akurat dan terpercaya.

Menanggulangi kejahatan komunikasi massa dapat dilakukan dengan meningkatkan literasi media dan kritis masyarakat. Literasi media tidak hanya menjacup digital skills atau kemampuan untuk mengoperasian gawai digital, namun juga didukung dengan digital ethics, digital culture, dan digital safety.

Literasi digital menurut UNESCO adalah kemampuan untuk menciptakan informasi secara aman dan tepat melalui teknologi digital untuk menunjang pekerjaan. Dari empat poin pengertian literasi digital tersebut terlihat bahwa literasi digital tidak hanya kemampuan untuk mengakses konten digital, namun lebih dari itu. Kominfo menjabarkan kompetensi literasi digital menjadi 4 pilar yang wajib dikuasai ASN, yaitu:

  • Digital Skills: Kemampuan menggunakan media digital;
  • Digital Culture: Memanfaatkan TIK didasarkan atas nilai wawasan kebangsaan, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika;
  • Digital Ethics: Kemampuan pemahaman etis ketika berselancar di dunia digital (netiquette);
  • Digital Safety: Kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital.

Dpr.go.id
Dpr.go.id

Kesiapsiagaan Bela Negara

Kesiapsiagaan Bela Negara merupakan kondisi siap dan siaga yang dimiliki oleh warga negara untuk menghadapi berbagai ancaman dan kesulitan. Kesiapsiagaan bela negara merupakan kondisi fisik dan mental yang ideal di mana warga negara memiliki keterampilan dan kecerdasan intelektual yang tinggi serta kesehatan fisik dan mental yang baik. Selaras dengan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, tujuan kesiapsiagaan bela negara adalah meningkatkan integritas moral, semangat nasionalisme, dan profesionalisme dalam upaya meningkatkan nilai-nilai kebangsaan dan bela negara. Hal ini termasuk sifat-sifat seperti disiplin, ulet, kerja keras, dan tahan uji, yang dijiwai oleh rasa nasionalisme dan patriotisme. Kesiapsiagaan Bela Negara bagi ASN berfokus pada pembelajaran dan pelatihan yang terintegrasi, yang melibatkan pembelajaran klasik dan non-klasik di tempat kerja. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memahami, menerapkan, dan mengaktualisasikan nilai-nilai bela negara sehingga menjadi kebiasaan.

Kesiapsiagaan Bela Negara di Indonesia berakar pada kecintaan rakyat terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang didasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk melindungi kelangsungan hidup bangsa dan negara serta kedaulatan negara dari berbagai ancaman. Salah satu manfaat besar dari kesiapsiagaan bela negara adalah meningkatkan kesadaran dan komitmen warga negara terhadap prinsip-prinsip bela negara dan meningkatkan kemampuan mereka untuk menangani berbagai ancaman dan kesulitan yang mungkin muncul. Ini termasuk melawan budaya, ideologi, dan pandangan yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar ideologi bangsa Indonesia. Kesiapsiagaan yang terintegrasi untuk menghadapi ancaman yang mungkin terjadi dan eskalasi ancaman yang disebabkan oleh dinamika perkembangan lingkungan strategis yang juga berdampak pada situasi dalam negeri.

Kesiapsiagaan bela negara merupakan dasar penting untuk menjaga kedaulatan dan integritas suatu bangsa. Ini memastikan bahwa masyarakat dapat merespons dengan cepat dan efisien terhadap berbagai ancaman, baik di dalam maupun di luar negeri. Berikut manfaat kesiapsiagaan bela negara yang dapat diaplikasikan, meliputi:

  • Memungkinkan peserta untuk menerapkan prinsip-prinsip bela negara dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai ini termasuk menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan seluruh bangsa dari segala bentuk ancaman;
  • Kesehatan fisik dan mental yang baik sangat penting dalam kesiapsiagaan bela negara. Seorang ASN diharapkan memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik, serta disiplin, tekun, kerja keras, dan tahan uji;
  • ASN yang berpartisipasi dalam kesiapsiagaan bela negara diharapkan memiliki kemampuan untuk menangani berbagai ancaman multidimensional dengan cerdas karena telah terbiasa melatih kecerdasan intelektual, emosional, dan sosial;
  • Membantu ASN memahami nilai-nilai bela negara, yang meliputi: cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta memiliki kemampuan awal bela negara;
  • Meningkatkan kesadaran dan tindakan untuk patuh dan taat pada hukum. Hal ini membantu menciptakan keamanan dan ketentraman lingkungan serta menciptakan masyarakat yang adil.
  • Membantu ASN membangun komitmen dan loyalitas terhadap negara. Ini mencakup kesediaan untuk mengabdikan diri sepenuhnya kepada negara dan bangsa serta menghadapi ancaman dengan komitmen yang kuat.
  • Merupakan bagian penting bagi ASN karena mendorong untuk memahami, menerapkan, dan mengaktualisasikan prinsip bela negara sehingga mereka menjadi ASN yang profesional.

Kesiapsiagaan bela negara yang komprehensif diperlukan dalam beradaptasi dengan perubahan lingkungan strategis bersifat VUCA, termasuk menghadapi ancaman ideologis, politik, ekonomi, sosial, dan budaya, serta untuk pertahanan dan keamanan. Globalisasi membawa tantangan baru, yang meskipun dapat membantu negara, juga dapat merugikan. Dalam menjalankan tugas sebagai ASN profesional pelayanan publik, ini bertujuan untuk meningkatkan komitmen dan loyalitas terhadap negara. Kemampuan awal bela negara termasuk kesehatan jasmani dan mental, kesiapsiagaan jasmani dan mental, etika, etiket, dan moral, serta kearifan lokal. Sikap mental dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI 1945 untuk menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara adalah bagian dari kemampuan awal bela negara.

Kesehatan Jasmani dan Mental

Salah satu komponen penting dalam kesiapsiagaan bela negara adalah kesehatan jasmani dan mental. Kesehatan jasmani dan mental merupakan dasar penting bagi kesiapsiagaan bela negara. ASN harus memiliki kondisi kesehatan yang prima, baik fisik maupun mental, untuk dapat menghadapi berbagai tantangan dan ancaman yang mungkin terjadi.

Kesehatan jasmani yang baik sangat penting bagi setiap warga negara, terutama bagi ASN yang menjadi abdi negara dan abdi rakyat. Kesehatan jasmani yang baik akan membantu mereka menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka dengan lebih baik. Kesehatan jasmani penting untuk meningkatkan produktivitas dan daya tahan tubuh serta kemampuan tubuh untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan aktivitas fisik tanpa kelelahan yang berlebihan. Melakukan aktivitas fisik secara teratur juga dapat membantu mencegah penyakit jantung dan hipertensi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun