Nah mahasiswa pun mencoba mengolah potongan bawang yang tidak terpakai hingga saat panen bawang melimpah dan harga murah untuk diolah menjadi produk  yang lebih tahan lama, memiliki nilai jual yang lebih tinggi hingga menjadi olah kreatifitas ditengah masyarakat.
Selama ini keberadaan bawang goreng cukup banyak peminatnya. Hampir disetiap menu makanan seperti bakso, soto hingga menu lainnya pun menggunakan bawang goreng sebagai pelengkap dan kebutuhan.
Melihat peluang itu, ide sederhanapun muncul. Bedanya, dalam KKN Daya Sakti Universitas Pancasakti desa Kramat Kabupaten Tegal ini, mahasiwa mengkombinasikannya dengan teri.Â
Harumnya aroma bawang goreng yang menggugah selera bercampur dengan gurih asinya ikan Teri yang kres,kres membuahkan produk bawang goreng teri Kramat yang layak jual. Potensi pembeli di kalangan mahasiswa yang sebagian adalah anak Kos hingga  rumah tangga sebagai persediaan lauk pauk pun menjadi pangsa pasar yang tidak bisa diabaikan.
Bahkan bisa dijadikan oleh-oleh alias buah tangan untuk sanak keluarga keluar kota. Disitulah nilai tambah kolaborasi mahasiswa dengan warga tercipta saat proses KKN berlangsung.
Benar saja, sesaat setelah pelaksanaan Agustusan, digelar pasar rakyat yang menghadirkan inovasi produk antar desa. Bersyukur akhirnya tim penggerak PKK desa setempat mengambil alih kolaborasi Bawang goreng Teri agar kedepan dapat terus dikembangkan produknya.
Inilah salah satu manfaat yang bisa dirasakan melalui proses hadirnya mahasiswa di tengah masyarakat pedesaan. Kelak beberapa tahun ke depan, jejak inovasi  tersebut semoga masih dapat terlihat. Baik yang bersifat fisik maupun non fisik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H