Mohon tunggu...
Yudaningsih
Yudaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati Bidang Sosial Budaya, Pendidikan dan Politik

Pemerhati bidang sosial budaya, pendidikan dan politik mengantarkan dirinya menjadi kolumnis media lokal dan nasional. Pernah mengenyam pendidikan di MTs-MA YTI Sukamerang Cibatu Garut, S1 PBA Tarbiyah IAIN SGD Bandung dan S2 Ikom Unpad. Mediator bersertifikat dari PMI MM UGM, Arbitrase Kanaka Yogyakarta juga legal drafting dari Jimly School of Law and Government Jakarta. Istri dari F.Saad dan Ibu 3 anak ini pernah mengemban amanat sebagai Dosen di beberapa PTS atl: STIKOM Bdg, Institut Manajemen Telkom, APIKES Bdg, STABA (Sekolah Tinggi Analis Bhakti Asih Bandung), Fikom Universitas Sangga Buana dan Telkom University. Pernah aktif di beberapa lembaga negara atl: 2010-2012 Panwaslu (Panitia Pengawas Pemilu) Kec Cimenyan Kab Bdg; 2013-2018 Komisioner KPU Kab Bdg; 2019-2024 Komisioner Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat. Ketua Persma Suaka IAIN SGD Bandung juga Presidium Forum Pers Mahasiswa (FPMB) Bandung 1997/1998 ini aktif juga di Dewan Pakar ICMI Orwil Jabar dan ICMI Kota Bandung, Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Wilayah Muhamadiyah Jabar juga Majlis Pembinaan Kader Pimpinan Wilayah 'Aisyiyah Provinsi Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gaslighting: Manipulasi Psikologis yang Merusak Mental

30 Januari 2025   21:40 Diperbarui: 30 Januari 2025   21:31 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://fresh.suakaonline.com/

Dampak Perilaku Gaslighting

Dampak perilaku gaslighting terhadap korban bisa sangat buruk, bahkan dapat memengaruhi kesehatan mental korban, seperti memicu gangguan cemas hingga depresi. Adapun beberapa dampak buruk gaslighting pada korban, di antaranya:

  • Memiliki masalah dalam kehidupan sosial, seperti menjauh dari lingkungan pertemanan bahkan keluarganya.
  • Kehilangan rasa percaya diri. Hal ini dipicu karena mendapatkan pelecehan secara verbal dan fisik dari pelaku.
  • Mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan karena terlalu bergantung dengan pelaku gaslighting.
  • Mengalami trust issue terhadap orang lain akibat rasa takut akan kembali dimanipulasi oleh orang lain.


Cara Menghadapi Perilaku Gaslighting

 Perilaku gaslighting harus dilawan, yakni dengan meningkatkan keberanian korban untuk menghadapinya, bukan bergantung dengan pelaku. Beberapa cara menghadapi perilaku gaslighting adalah sebagai berikut:

  • Mengenali Perilaku Gaslighting. Bagi sebagian orang, tindakan manipulasi yang dilakukan oleh pelaku sering kali tidak disadari sebagai bentuk gaslighting. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk selalu waspada jika ada seseorang yang terus-menerus melakukan manipulasi hingga menyebabkan keraguan pada diri sendiri.
  • Buat Batasan. Tentukan garis batas yang tegas antara diri sendiri dan orang yang melakukan tindakan manipulasi. Cara ini bisa diimplementasikan dengan membatasi komunikasi atau menjauhkan diri saat menyadari pelaku mulai menciptakan keraguan dan kecemasan dalam diri Anda.
  • Berani Melawan. Pelaku gaslighting sering memanfaatkan kebohongan dan perlakuan merendahkan untuk mengendalikan korban. Oleh karena itu, jika orang di sekitar Anda berlaku seperti itu, jangan merasa terintimidasi atau ragu untuk melawannya. Tindakan ini akan membuat mereka merasa terdesak dan mungkin akhirnya menjauh dengan sendirinya.
  • Mengumpulkan Bukti. Agar dapat mengetahui dengan baik apa yang sebenarnya terjadi, coba dokumentasikan interaksi dengan pelaku dari awal. Ketika mereka mulai membantah percakapan atau peristiwa yang telah terjadi, tunjukkan buktinya agar pelaku tidak bisa menghindar lagi.
  • Percayai Insting Anda. Jika sesuatu terasa salah, jangan abaikan perasaan itu.
  • Catat Kejadian. Dokumentasikan percakapan dan kejadian untuk membantu mengklarifikasi kenyataan
  • Cari Dukungan. Bicarakan dengan teman, keluarga, atau terapis yang dapat memberikan perspektif objektif.
  • Pertimbangkan Untuk Pergi. Jika situasi tidak membaik, meninggalkan hubungan mungkin menjadi pilihan terbaik.

Pelaku gaslighting menggunakan berbagai teknik untuk mengendalikan korban, di antaranya:

  • Menyangkal fakta. Misal: "Kamu salah ingat. Itu tidak pernah terjadi."
  • Mengubah narasi. Misal: "Kamu terlalu sensitif. Aku tidak pernah bermaksud begitu."
  • Meminimalkan perasaan korban. Misal: "Kamu selalu bereaksi berlebihan, itu bukan masalah besar."
  • Memutarbalikkan peristiwa. Misal: "Kamu yang menyebabkan masalah ini, bukan aku."
  • Mengisolasi korban. Misal: "Teman-temanmu hanya ingin mempengaruhimu. Mereka tidak tahu yang sebenarnya."

Gaslighting bisa berdampak serius terhadap mental korban, termasuk:

  • Menurunnya rasa percaya diri
  • Kebingungan dan perasaan tidak berdaya
  • Depresi dan kecemasan
  • Kesulitan mengambil keputusan
  • Ketergantungan emosional pada pelaku

Walhasil, gaslighting adalah bentuk manipulasi yang berbahaya dan dapat merusak kesehatan mental korban. Mengenali tanda-tandanya dan mengambil langkah untuk melindungi diri adalah kunci untuk keluar dari situasi yang tidak sehat ini. Jika kita atau seseorang yang kita kenal mengalami gaslighting, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun