Mohon tunggu...
Yudaningsih
Yudaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati Bidang Sosial Budaya, Pendidikan dan Politik

Pemerhati bidang sosial budaya, pendidikan dan politik mengantarkan dirinya menjadi kolumnis media lokal dan nasional. Pernah mengenyam pendidikan di MTs-MA YTI Sukamerang Cibatu Garut, S1 PBA Tarbiyah IAIN SGD Bandung dan S2 Ikom Unpad. Mediator bersertifikat dari PMI MM UGM, Arbitrase Kanaka Yogyakarta juga legal drafting dari Jimly School of Law and Government Jakarta. Istri dari F.Saad dan Ibu 3 anak ini pernah mengemban amanat sebagai Dosen di beberapa PTS atl: STIKOM Bdg, Institut Manajemen Telkom, APIKES Bdg, STABA (Sekolah Tinggi Analis Bhakti Asih Bandung), Fikom Universitas Sangga Buana dan Telkom University. Pernah aktif di beberapa lembaga negara atl: 2010-2012 Panwaslu (Panitia Pengawas Pemilu) Kec Cimenyan Kab Bdg; 2013-2018 Komisioner KPU Kab Bdg; 2019-2024 Komisioner Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat. Ketua Persma Suaka IAIN SGD Bandung juga Presidium Forum Pers Mahasiswa (FPMB) Bandung 1997/1998 ini aktif juga di Dewan Pakar ICMI Orwil Jabar dan ICMI Kota Bandung, Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Wilayah Muhamadiyah Jabar juga Majlis Pembinaan Kader Pimpinan Wilayah 'Aisyiyah Provinsi Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gaslighting: Manipulasi Psikologis yang Merusak Mental

30 Januari 2025   21:40 Diperbarui: 30 Januari 2025   21:31 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://yourtoolkit.com/article/what-is-gaslighting/

Ada hal menarik saat penulis berselancar ke goresan pena Ikhlasia Kinan seorang mahasiswi psikologi. Dalam paparan narasinya melalui

https://www.kompasiana.com/ikhlasiakinan2988/6761c6bded64157ef23f9092/merasa-nyaman-dalam-hubungan-toxic-love-is-blind-but-toxic-relationship-is-painfull?source_from=read_related, ditemukan kata gaslighting. Ikhlasia memaparkan tanda-tanda kita berada dalam toxic relationship diantaranya yaitu  gaslighting , pasangan merasa tidak berharga dan selalu salah. Ketika kita  sering merasa bersalah meski tidak melakukan kesalahan, hal tersebut menjadi penanda gaslighting.

https://health.clevelandclinic.org/gaslighting
https://health.clevelandclinic.org/gaslighting

Jujurly, penulis dibuat penasaran tentang istilah gaslighting. Rasa penasaran tersebut memotivasi penulis untuk melakukan hunting terhadap beberapa referensi antara lain Siloam Hospitals. Akhirnya, lahirlah goresan pena ini.

Gaslighting adalah salah satu bentuk manipulasi psikologis yang dapat menimbulkan keresahan dan kecemasan pada korbannya. Adapun salah satu dampak gaslighting yaitu membuat seseorang merasa ragu terhadap dirinya sendiri dan merasa kebingungan. Istilah ini berasal dari drama panggung berjudul Gas Light (1938) dan film adaptasinya (1940 dan 1944), di mana seorang suami secara sistematis memanipulasi istrinya agar merasa kehilangan akal sehat. Gaslighting biasanya dimulai dengan hal-hal sederhana, seperti mengubah detail kecil dalam suatu cerita atau mengingkari janji, sehingga korban gaslighting sering kali tidak langsung menyadarinya.

Apa itu Gaslighting?
 
Gaslighting adalah bentuk manipulasi psikologis yang dibuat oleh seseorang agar korban meragukan dan menyalahkan dirinya sendiri. Perilaku gaslighting perlu dilawan karena bisa berdampak serius pada kondisi kesehatan fisik dan mental korbannya.
Gaslighting adalah salah satu tanda hubungan toxic yang sering kali terjadi pada sepasang kekasih. Meski begitu, gaslighting juga bisa terjadi pada lingkaran pertemanan bahkan keluarga. Contoh gaslighting dalam hubungan dapat berupa sikap meremehkan, berbalik menyalahkan, memutar balikkan fakta, dan lain-lain.

Gaslighting dapat terjadi karena berbagai alasan, di antaranya:

  • Keinginan untuk mengendalikan. Pelaku ingin memiliki kekuasaan atas korban dengan mengendalikan cara berpikir dan perasaan mereka.
  • Ketidakmampuan mengakui kesalahan. Beberapa orang menggunakan gaslighting untuk menghindari tanggung jawab atas tindakan mereka.
  • Lingkungan yang mendukung manipulasi. Dalam beberapa hubungan atau budaya, perilaku manipulatif diterima atau bahkan dianggap normal.
  • Mekanisme pertahanan diri. Beberapa pelaku melakukan gaslighting secara tidak sadar untuk melindungi diri dari perasaan bersalah atau ketidakamanan.
  • Pengaruh pola asuh dan pengalaman masa lalu. Individu yang tumbuh dalam lingkungan manipulatif cenderung mengulangi perilaku tersebut dalam hubungan mereka sendiri.

https://rcni.com/
https://rcni.com/

Ciri-Ciri Perilaku Gaslighting
 

Seseorang yang melakukan tindakan gaslighting biasanya memiliki kepribadian narsistik, arogan, dan sosiopat. Mereka bisa melakukan kebohongan dan manipulasi, namun di sisi lain juga tampak tidak bersalah. Berikut adalah ciri-ciri gaslighting yang penting untuk disadari.

  • Sering berbohong.  Berbohong adalah salah satu ciri utama perilaku gaslighting. Kebohongan ini biasanya bertujuan untuk meyakinkan korban terhadap skenario yang dibuat. Dengan begitu, korban akan merasa kebingungan dan tidak berdaya.
  • Tindakan dan perkataan tidak sesuai.  Pelaku gaslighting adalah orang yang manipulatif. Mereka mengatakan banyak hal, namun tindakan atau realitanya tidak sesuai dengan perkataannya. Untuk menyadari tanda ini, usahakan selalu memantau tindakannya alih-alih hanya perkataannya saja.
  • Merendahkan orang lain. Demi menjaga harga dirinya atau menghindari kesalahan yang sudah dibuat, pelaku gaslighting tak segan merendahkan orang lain. Hal ini dilakukan dengan cara menyebar gosip, fitnah, dan menceritakan hal buruk tentang orang yang ditargetkan (korban).
  • Terus membantah.  Apabila ada orang lain yang berbicara tentang kesalahan yang dilakukan oleh pelaku gaslighting, pelaku akan selalu membantahnya sehingga korban merasa ragu. Sekalipun ada bukti, pelaku gaslighting bisa membuat korban berpikir bahwa ia hanya salah paham atau justru menyalahkan korban sendiri.
  • Membuat korban kebingungan.  Sering kali, korban merasa kebingungan dengan sikap yang ditunjukkan oleh pelaku gaslighting. Ketika korban menyadari adanya kejanggalan, pelaku akan terus-menerus menunjukkan sikap positif, sehingga korban akan merasa kebingungan dan berpikir bahwa pelaku tidak sepenuhnya buruk.
  • Playing Victim. Ketika dipojokkan, pelaku gaslighting akan merencanakan sebuah kebohongan yang mengubah posisinya seolah-olah menjadi korban (playing victim). Hal ini ia lakukan untuk menutupi kesalahannya. Akibatnya, korban akan berbalik menyalahkan dirinya sendiri.
  • Memanfaatkan hal berharga orang lain sebagai ancaman. Guna melancarkan rencananya, pelaku gaslighting tak segan menjadikan benda atau orang berharga di sekitar korban sebagai senjata ancaman. Ia tak henti menyerang harga diri dan kepercayaan diri korban dengan mengatakan bahwa korban tak pantas mendapatkan hal-hal berharga di hidupnya.
  • Melimpahkan kesalahan pada orang. Pelaku gaslighting adalah pelaku utama dalam sebuah kebohongan dan perundungan. Akan tetapi, ia bisa saja berbalik menuduh orang lain melakukan hal tersebut seolah ia tidak melakukan kesalahan apa-apa.
  • Pura-pura baik. Sering kali, orang yang melakukan gaslighting juga pura-pura menjadi individu yang baik dan tampaknya mendukung korban. Namun, sebenarnya ia memiliki maksud lain, yakni untuk mengidentifikasi kelemahan korban. Setelah berhasil menemukan kelemahan korban, mereka akan terus mengingatkan dan menyorot kelemahan tersebut. Akibatnya, korban akan merasa bersalah dalam segala hal.

https://fresh.suakaonline.com/
https://fresh.suakaonline.com/

Dampak Perilaku Gaslighting

Dampak perilaku gaslighting terhadap korban bisa sangat buruk, bahkan dapat memengaruhi kesehatan mental korban, seperti memicu gangguan cemas hingga depresi. Adapun beberapa dampak buruk gaslighting pada korban, di antaranya:

  • Memiliki masalah dalam kehidupan sosial, seperti menjauh dari lingkungan pertemanan bahkan keluarganya.
  • Kehilangan rasa percaya diri. Hal ini dipicu karena mendapatkan pelecehan secara verbal dan fisik dari pelaku.
  • Mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan karena terlalu bergantung dengan pelaku gaslighting.
  • Mengalami trust issue terhadap orang lain akibat rasa takut akan kembali dimanipulasi oleh orang lain.


Cara Menghadapi Perilaku Gaslighting

 Perilaku gaslighting harus dilawan, yakni dengan meningkatkan keberanian korban untuk menghadapinya, bukan bergantung dengan pelaku. Beberapa cara menghadapi perilaku gaslighting adalah sebagai berikut:

  • Mengenali Perilaku Gaslighting. Bagi sebagian orang, tindakan manipulasi yang dilakukan oleh pelaku sering kali tidak disadari sebagai bentuk gaslighting. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk selalu waspada jika ada seseorang yang terus-menerus melakukan manipulasi hingga menyebabkan keraguan pada diri sendiri.
  • Buat Batasan. Tentukan garis batas yang tegas antara diri sendiri dan orang yang melakukan tindakan manipulasi. Cara ini bisa diimplementasikan dengan membatasi komunikasi atau menjauhkan diri saat menyadari pelaku mulai menciptakan keraguan dan kecemasan dalam diri Anda.
  • Berani Melawan. Pelaku gaslighting sering memanfaatkan kebohongan dan perlakuan merendahkan untuk mengendalikan korban. Oleh karena itu, jika orang di sekitar Anda berlaku seperti itu, jangan merasa terintimidasi atau ragu untuk melawannya. Tindakan ini akan membuat mereka merasa terdesak dan mungkin akhirnya menjauh dengan sendirinya.
  • Mengumpulkan Bukti. Agar dapat mengetahui dengan baik apa yang sebenarnya terjadi, coba dokumentasikan interaksi dengan pelaku dari awal. Ketika mereka mulai membantah percakapan atau peristiwa yang telah terjadi, tunjukkan buktinya agar pelaku tidak bisa menghindar lagi.
  • Percayai Insting Anda. Jika sesuatu terasa salah, jangan abaikan perasaan itu.
  • Catat Kejadian. Dokumentasikan percakapan dan kejadian untuk membantu mengklarifikasi kenyataan
  • Cari Dukungan. Bicarakan dengan teman, keluarga, atau terapis yang dapat memberikan perspektif objektif.
  • Pertimbangkan Untuk Pergi. Jika situasi tidak membaik, meninggalkan hubungan mungkin menjadi pilihan terbaik.

Pelaku gaslighting menggunakan berbagai teknik untuk mengendalikan korban, di antaranya:

  • Menyangkal fakta. Misal: "Kamu salah ingat. Itu tidak pernah terjadi."
  • Mengubah narasi. Misal: "Kamu terlalu sensitif. Aku tidak pernah bermaksud begitu."
  • Meminimalkan perasaan korban. Misal: "Kamu selalu bereaksi berlebihan, itu bukan masalah besar."
  • Memutarbalikkan peristiwa. Misal: "Kamu yang menyebabkan masalah ini, bukan aku."
  • Mengisolasi korban. Misal: "Teman-temanmu hanya ingin mempengaruhimu. Mereka tidak tahu yang sebenarnya."

Gaslighting bisa berdampak serius terhadap mental korban, termasuk:

  • Menurunnya rasa percaya diri
  • Kebingungan dan perasaan tidak berdaya
  • Depresi dan kecemasan
  • Kesulitan mengambil keputusan
  • Ketergantungan emosional pada pelaku

Walhasil, gaslighting adalah bentuk manipulasi yang berbahaya dan dapat merusak kesehatan mental korban. Mengenali tanda-tandanya dan mengambil langkah untuk melindungi diri adalah kunci untuk keluar dari situasi yang tidak sehat ini. Jika kita atau seseorang yang kita kenal mengalami gaslighting, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun