Stres kerja dilambangkan sebagai kekuatan, tekanan, kecenderungan atau upaya seseorang dalam kekuatan mental pada pekerjaannya (Salleh, Bakar dan Keong, 2008). Secara umum, seseorang mengalami stres pada pekerjaan akan menampilkan gejala-gejala yang meliputi tiga kategori umum, yaitu (Robbins dan Judge, 2008): (1) Gejala Fisiologis. Gejala fisiologis merupakan gejala awal yang bisa diamati, terutama pada penelitian medis dan ilmu kesehatan.Â
Stres cenderung berakibat pada perubahan metabolisme tubuh, meningkatnya detak jantung dan pernafasan, peningkatan tekanan darah, timbulnya sakit kepala, serta yang lebih berat lagi terjadinya serangan jantung. (2) Gejala Psikologis. Dari segi psikologis, stres dapat menyebabkan ketidakpuasan. Hal itu merupakan efek psikologis yang paling sederhana dan paling jelas. Namun bisa saja muncul keadaan psikologis lainnya, misalnya ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan dan suka menunda-nunda pekerjaan. Bukti menunjukkan bahwa ketika orang ditempatkan dalam pekerjaan dengan tuntutan yang banyak dan saling bertentangan atau dimana ada ketidakjelasan tugas, wewenang, dan tanggung.(995)
Indikator stres kerja menurut Salleh, Bakar dan Keong (2008) terbagi atas 5 skala penilaian yaitu: (1) Faktor intrinsik pekerjaan yang terbagi atas tuntutan tugas, tekanan waktu karena deadline pekerjaan dan harus melakukan pengambilan keputusan yang terlalu banyak. (2) Peran dalam organisasi yang terbagi atas ketidakpastian dan kurangnya informasi peran pekerjaan, harapan dalam pekerjaan dan tanggung jawab dalam pekerjaan. (3) Hubungan di tempat kerja yang terbagi atas
hubungan dengan atasan dan hubungan dengan rekan kerja. (4) Pengembangan karir yang terbagi atas kurangnya keamanan kerja (ketakutan akan tidak dipakai lagi atau pensiun dini) dan ketidakcocokan status misalnya promosi yang berlebihan, promosi yang kurang dan frustasi karena harus mengejar karir yang tinggi. (5) Struktur dan iklim organisasi yaitu kesempatan yang lebih besar untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
Permasalahan stres dalam suatu perusahaan menjadi gejala penting sejak timbulnya tuntutan efisiensi dalam mengerjakan suatu pekerjaan yang sangat erat kaitannya dengan absensi karyawan itu sendiri. Salah satu fenomena yang terjadi dapat dilihat dari absensi karyawan.
Beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan atau unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu (Soleman, 2011). Soleman (2011) mengembangkan beban kerja dalam 2 skala penilaian, yaitu: (1) Faktor eksternal yang terbagi atas tugas-tugas yang diberikan, kompleksitas pekerjaan, lamannya waktu kerja dan istirahat. (2) Faktor internal yang terbagi atas motivasi, persepsi, keinginan dan kepuasaan.
Untuk mencapai kinerja yang maksimal pentingnya perusahaan memperhatikan kondisi sumber daya manusianya karena tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari dengan ketentuan massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh berat tubuh, memungkinkan manusia untuk dapat menggerakkan tubuh dan melakukan pekerjaan. Namun bila melihat kondisi lingkungan kerja yang kian berubah di masa pandemi dimana pemerintah membuat kebijakan terhadap Perusahaan untuk menerapkan WFH (Work From Home), maka secara tidak langsung juga akan mempengaruhi beban kerja dari karyawan.
Selain itu, perusahaan perlu memperhatikan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi motivasi karyawan, dalam hal ini diperlukan adanya peran perusahaan dalam meningkatkan motivasi dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif guna mendorong terciptanya sikap dan tindakan yang profesional dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan bidang dan tanggung jawab masing- masing. Upaya motivasi atau apresiasi tersebut dengan pemberian gaji satu kali sebulan, yang mana gaji tersebut memadai sesuai UMR.Â
Tidak hanya gaji, perusahaan juga memberikan insentif atau bonus kepada karyawan yang mampu bekerja lembur serta karyawan yang mampu mencapai target pasar yang sudah ditetapkan perusahaan. Dengan gaji dan bonus yang memadai, kepuasan kerja karyawan akan meningkat dengan sendirinya. Hal ini didukung dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Arzakiah (2020), bahwa upaya motivasi terbaik adalah dengan pemberian insentif atau bonus.
Upaya pemimpin PT. XL Axiata Tbk dalam memberi motivasi juga didapat dari fasilitas dan kebutuhan kerja karyawan yang memadai serta mendukung. Seperti komputer, jaringan internet, tempat dan udara yang nyaman. Tidak hanya tempat dan udara yang nyaman, pemimpin juga menjaga lingkungan dan hubungan sosial antar karyawan selalu tentram.Â
Berupa hiburan yang sudah dilakukan setiap paginya, serta adanya peraturan yang fleksibel. Peraturan fleksibel disini maksudnya peraturan yang tidak mengekang juga tidak terlalu santai. Seperti karyawan yang tidak boleh membuka atau bermain ponsel saat bekerja, akan tetapi boleh membuka akun
sosial media mereka di komputer perusahaan. Selain itu waktu istirahat kerja yang diperbolehkan jam berapa saja, tapi tidak boleh lebih dari satu jam.
Selain motivasi, penerapan gaya kepemimpinan tidak kalah penting dalam meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Seorang pemimpin harus bisa selalu melayani para karyawan atau bawahannya lebih baik daripada bawahannya melayaninya. Secara garis besar yang diinginkan para karyawan terhadap pemimpinnya ialah mendapatkan bantuan dan arahan dalam mencapai tugas mereka.Â