Mohon tunggu...
Yuda Prasetia
Yuda Prasetia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Salah satu guru dari SMK swasta di Trenggalek

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.2, Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

12 Mei 2023   23:17 Diperbarui: 12 Mei 2023   23:19 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemimpin pembelajaran harus menyadari bahwa emosi menentukan bagaimana kita mengambil keputusan dalam pengelola sumber daya yang ada. Kompetensi Sosial Emosional meliputi Kesadaran Diri (Pengenalan Emosi), Kesadaran Sosial (Empati), Pengelolaan Diri (Pengelolaan emosi dan fokus), Pengambilan keputusan yang bertanggungjawab, Ketrampilan Sosial (Resiliensi). Pembelajaran sosial emosional itu diperlukan agar semua warga sekolah memiliki kemampuan untuk mengenali emosi, berempati, pengelolaan diri yang baik, memiliki keterampilan sosial, dan mampu membuat keputusan yang bertanggung jawab. Dengan demikian upaya untuk mengantarkan murid, guru, dan semua warga sekolah mencapai keselamatan dan kebahagiaan (wellbeing) dapat tercapai.

Modul 2.3 Coaching

Coaching menjadi salah satu proses menuntun belajar murid untuk mencapai kekuatan kodratnya, Sebagai seorang pamong. Guru dapat memberikan tuntunan melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif dan efektif agar kekuatan kodrat anak terpancar dari dirinya. Praktik coaching ini dilakukan untuk menuntun segala kekuatan kodrat agar murid, guru, dan semua warga sekolah dapat meningkatkan potensinya. Dengan proses coaching mereka akan mampu menemukan jalan keluar dari permasalahan yang mereka hadapi sendiri, dan juga akan dapat menentukan tujuan yang diharapkan.

Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Proses Coacing bisa dijadikan acuan dalam pengelola sumberdaya untuk melakukan pengambilan keputusan baik yang sifatnya dilema etika maupun bujukan moral. Pengambilan keputusan yang kita ambil jika berpedoman pada 9 langkah dalam mengambil keputusan pemimpin pembelajaran tentu sudah mencerminkan pengajaran yang berpihak pada murid, yang memerdekakan murid, meski dalam praktikknya memilih dilema etika itu sangat sulit.  Kemampuan seorang pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan akan mempengaruhi pencapaian tujuan maksud pendidikan. Dengan pengetahuan pengambilan keputusan yang baik, maka seorang pemimpin pembelajaran akan mampu menyelesaikan masalah. Dengan demikian pemimpin dapat melakukan pemetaan aset dengan tepat dan dapat diterapkan secara optimal.

3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

Kemampuan seorang pemimpin pembelajaran dalam mengelola tujuh aset atau modal utama di daerah dan sekolahnya adalah sebuah kekuatan untuk pencapaian tujuan pendidikan yakni mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya (wellbeing).

Kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan 'Pemimpin Pembelajaran  dalam Pengelolaan Sumber Daya' dan bagaimana mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.  

Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya adalah pemimpin yang mampu mengenali potensi dan kekuatan yang ada lalu memanfaatkannya untuk pembelajaran agar bisa optimal dan mendukung merdeka belajar. Sebagai seorang pemimpin akan lebih baik jika memanfaatkan sumber daya yang ada tanpa banyak melihat sisi kekurangannya.

Setiap organisasi pasti memiliki pemimpin untuk pemanfaatan sumber daya yang ada untuk mencapai visi dan misi. Organisasi sekolah merupakan lembaga pemerintah yang memiliki ruang lingkup yang jelas dan masyarakat haruslah mempunyai pemimpin yang mampu mengelola dan memanfaatkan segala sumber daya yang ada untuk sampai pada tujuan pendidikan. Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya yang ada di sekolah sebaiknya lebih menekankan pada pendekatan berbasis aset atau lebih dikenal dengan Pendekatan Komunitas Berbasis Aset (PKBA).  Pendekatan PKBA menekankan dan mendorong komunitas untuk dapat memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna. Pendekatan PKBA menekankan kepada kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri. Dengan demikian hasil yang diharapkan akan lebih berkelanjutan. Pendekatan PKBA merupakan pendekatan yang digerakkan oleh seluruh pihak yang ada di dalam sebuah komunitas atau disebut sebagai community-driven development.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemimpin dalam pengelolaan sumber daya merupakan sosok yang memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi, mengelola, dan memanfaatkan berbagai aset-aset yang dimiliki oleh sekolah dalam rangka mewujudkan visi dan misi sekolah untuk mencapai peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun