Mohon tunggu...
Yudha Bantono
Yudha Bantono Mohon Tunggu... Penulis - Pembaca peristiwa

Veterinarian, Art and architecture writer yubantono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ramayana di Pelataran Lontar Ida Bagus Oka

25 September 2018   21:54 Diperbarui: 19 April 2022   10:23 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ida Bagus Oka, doc penulis

Dari karya-karya yang dihasilkan ia sudah mulai bisa bisa menjual dan menghasilkan uang. Disinilah letak semangatnya melukis prasi dapat merubah hidupnya. Ida Bagus Oka selanjunya memutuskan pilihan hidupnyanya untuk menekuni dunia seni lukis prasi sebagai bagian dari laku hidupnya.

Ramayana merupakan tema yang selalu muncul dalam karya-karyanya, dan boleh dikatakan menjadi tema favoritnya disamping tema-tema lain. Dalam mengungkap kisah Ramayana, Ida Bagus Oka memakai kerangka penggalan cerita dari setiap slot episode.

Ida Bagus Oka sangat menghargai keagungan cerita Ramayana. Ada banyak kisah yang dapat ia ungkapkan dari tokoh-tokoh dan peristiwanya. Ketika saya pilih satu karyanya yang mengisahkan Rama dan Sinta dengan hadirnya kijang kencana, ia bercerita layaknya karya seni lukis prasi beralih diri menjadi karya sastra.

Melalui lukisan prasi Ida Bagus Oka, cerita Ramayana bukan hanya sebuah kisah romantisme yang berujung pada prahara besar. Atau juga bukan cuma sebatas tumpukan lembaran daun lontar yang bernilai seni belaka, namun banyak pesan-pesan moril yang hendak disampaikan olehnya.

Ida Bagus Oka melakoni hidup bagaimana menjaga warisan budaya leluhurnya yang memiliki nilai estetika tinggi dan karakteristik tersendiri. Seni lukis prasi yang berbahan dasar dari daun lontar dengan gambar wayang di dalamnya masih hidup hingga kini, kisah-kisah di dalamnya  merupakan transformasi dari naskah atau kitab sastra, kakawin, kidung dan sebagainya.

Lukisan di atas daun lontar dapat dipahami sebagai karya seni yang masih menjaga tradisi di tengah perkembangan seni rupa yang mengungkapkan visualisasi karya di atas beragam media. Kondisi memang amat berbeda ketika lukisan-lukisan tradisi di atas kanvas telah memenuhi galeri maupun artshop. Pasar seolah tahu untuk kepentingan tertentu ia akan mengkoleksi lukisan lontar, sehingga kolektornya pun berbeda, kata Ida Bagus Oka.

Ida Bagus Oka, satu dari sekian pelukis di atas daun lontar yang berjuang ditengah maraknya pasar seni rupa Bali. Ia tidak pernah menjual karyanya kepada gallery, ia menjual karyanya di studio yang menjadi tempat tinggalnya. Ketika saya tanya kenapa tidak menjual karyanya di galeri atau artshop yang ada di tempat-tempat pariwisata ?. Ida Bagus Oka menjawab ia ingin karyanya tidak dijiplak oleh seniman lain. Menurutnya karya yang ia ciptakan adalah murni dari imajinasinya. Cerita Ramayana yang ia dapat dari berbagai sumber ia  terjemahkan kembali secara visual di atas torehan lontar beserta elemen-elemen pendukungnya. Disinilah kekuatan estetika setiap narasi dari penggalan kisah Ramayana ia sampaikan menurut versinya.

Karya-karya Ida Bagus Oka saya nilai sebagai karya yang genuine, karyanya lahir dari pergulatan yang seakan mengalir terus. Elemen-elemen yang mendukung narasi karyanya ia kembangkan berdasarkan ruang imajinasi yang terinspirasi tidak jauh dari alam sekitarnya.

Ida Bagus Oka sangat bersyukur tumbuh dan besar dari desa yang memiliki kekuatan tradisi budaya dan alam yang sangat indah. Maka, sangat wajar ketika harus menggambarkan hutan Dandaka, dengan gambaran seperti pohon-pohon besar di bukit-bukit yang mengapit desanya dapat dengan mudah dipindahkan ke atas daun lontar dalam mengisi visualisasi bagian cerita Ramayana.

Dalam proses penciptaan, menurut Ida Bagus Oka ketenangan dan perasaan memahami isi cerita adalah fokus utamanya. Perasaan dengan melibatkan dirinya seolah-olah hadir melihat kisah yang terjadi. Tokoh-tokoh dalam kisah Ramayana telah ia hafalkan dengan baik, seperti figur maupun karakternya. Selanjutnya dengan memahami isi, ia tempatkan pada bidang yang menjadi ruang untuk menarasikan secara visual.

Lukisan Ida Bagus Oka selalu mengalami perubahan, Ia menciptakan pengembangan visualisasi dari setiap narasi, ia gubah tanpa mengurangi esensi cerita. Kadang gubahan itu berupa penyederhanaan atau bahkan sebaliknya, tetapi pada dasarnya semua lukisannya mempunyai ciri khas yaitu untuk mempertajam bahasa visual dari cerita yang ingin ia sampaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun