Mohon tunggu...
Yudha Bantono
Yudha Bantono Mohon Tunggu... Penulis - Pembaca peristiwa

Veterinarian, Art and architecture writer yubantono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Minako Hiromi, Kematian dan Lukisan Mandala

17 Agustus 2018   08:17 Diperbarui: 17 Agustus 2018   08:25 1617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pameran itu ia bersama dua seniman senegaranya yaitu Kazunobu Yanagi dan Yasu Suzuka, serta Trie Utamai dari Indonesia. Pesan kehidupan yang damai dan harmoni adalah tataran pengungkapan empat seniman yang memiliki kesamaan tujuan.

Everything happens for the reason (seri mandala), 120 x 120 cm, print on canvas, doc penulis
Everything happens for the reason (seri mandala), 120 x 120 cm, print on canvas, doc penulis
Kembali pada karya Minako tentang mandala, tidak lain adalah keinginannya memaknai tentang perjalanan kehidupan. Manusia hidup dari lahir dan kemudian meninggal. 

Proses kehidupan memerlukan keseimbangan dari hal baik dan buruk untuk mengisinya. Ia tidak tahu kemana arah selanjutnya dari pencapaian melalui karyanya, tapi ia yakin melalui proses berkarya ia memiliki perasaan yang lebih dalam dan luas.

Minako menampilkan print hasil drawingnya di atas kanvas. Drawing-drawing Minako ia selesaikan bertahun-tahun. Ia bekerja di atas kertas, selanjutnya ditransfer ke media kanvas melalui proses cetak.  

Minako selalu menggunakan media hitam putih yang menurutnya lebih kuat secara visalisasi. Drawing-drawing itu dikerjakan tengah malam ketika anaknya yang masih kecil telah lelap tidur. Di saat tengah malam itulah ia bersahabat dengan hening, dan lebih mudah berkosentrasi.

Minako tidak ingin mendramalisir tentang arti kematian,  sekali lagi ia ingin menciptakan citra pendekatan pandangan yang sarat akan filosofi kehidupan. Secara harfiah bukan obyek kematian, tetapi berkembang lebih jauh menjadi sebuah esensi.

Minako Hiromi di antara dua karyanya, foto dok. Penulis
Minako Hiromi di antara dua karyanya, foto dok. Penulis
Karya yang dipamerkan di Bidadari Mandala adalah perjalanan karyanya di luar Jepang. Sebelumnya, karya-karya ini telah dipamerkan di beberapa kota di Jepang. Tentu karya Mandala dari Minako mengundang diskusi menarik tentang gambaran kematian manusia.

Sebagai seniman Jepang yang baru pertama kali ke Bali, ia menyadari bahwa pengalaman ini membuatnya semakin menjadi kaya akan cara pandang kebudayaan yang memiliki kemiripan.

Di Bali Minako langsung mendengar kisah-kisah proses kehidupan sampai kematian dari Pendeta Hindu Bali. Unsur-unsur yang menjadi symbol dari elemen penciptaan kehidupan sampai kematian ia rekam sebagai kajian penting. Pengalaman ini tentunya akan menjadi referensi menuju lompatan perkembangan seri mandala berikutnya.

Sebagai perupa satu-satunya cara untuk berekspresi dan menuturkan pengalamannya adalah melalui karya. Saya menaruh perhatian khusus dari kelana batin Minako setelah mengunjungi Bali, tentu banyak hal yang telah ia dapatkan tentang filosofi budaya masyarakatnya. 

Mungkin inilah rangkaian perjalanan kehidupan Minako yang tidak pernah ia fikirkan, ia ditunjukkan banyak hal untuk terus melakukan penggalian tentang hal-hal yang berhubungan dengan kematian. (Yudha Bantono)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun