Mohon tunggu...
Yudha Bantono
Yudha Bantono Mohon Tunggu... Penulis - Pembaca peristiwa

Veterinarian, Art and architecture writer yubantono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hasrat Beda Ida Bagus Indra

29 Juli 2018   14:18 Diperbarui: 29 Juli 2018   15:33 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun yang cukup penting saya catat adalah IBI berhasil menaklukkan keliarannya yang selama ini cenderung ia eksekusi pada kanvas yang besar menuju yang kecil, dan akhirnya sukses pula menjadikan karya yang tetap kuat. Inilah sebuah rangkaian penting yang ia jalani untuk aktif berkarya menghasilkan garapan-garapan baru.

I Love My Wife #2, 2018, 25 x 40 cm , Acrylic on canvas
I Love My Wife #2, 2018, 25 x 40 cm , Acrylic on canvas
Perupa kelahiran Denpasar, tahun 1974 ini mengaku memulai melukis secara professional sejak tahu 1996. Dari tangan IBI terlahir banyak karya yang sudah tidak terhitung menyebar ke tangan kolektor nasional maupun dunia.

Banyak yang bisa diceritakan lewat karya-karya indah IBI, hingga bisa dibilang tidak ada yang ditutupi dari adegan-adegan romantis sampai sarkastis. Perhatikan, semisal dari karya I Love U When Iam Drunk, I Love My Wife, Ayu Ari Naked, dimana ia tidak harus jauh menghadirkan sosok sebagai obyek karyanya. Saya percaya dengan menempatkan "istri"nya, terutama yang menyangkut ekspresi keresahan jatidiri, IBI berhasil semakin mempertajam hasil eksplorasi isi pikirannya. 

Kadang-kadang dibalik karya-karya yang meledak-ledak, penikmat karyanya diajak merenung seketika. Sederetan karya seperti Dhurga, A dream, Holyman, Red Blood Fullmoon dan lainnya, disini IBI seperti mengerem dan sembari tersenyum bilang "wait".

Memang, akhirnya terlihat seperti ada penggalian permasalahan dari ekplorasi IBI, dan betapa penggalian itu juga menjadi refleksi untuk melihat kembali perkembangan karyanya.

Ida Bagus Indra, yang sudah mengharumkan namanya sebagai pelukis Bali, memang seorang pribadi yang unik, karena ia mampu menyatukan pandangan, pengalaman hidup dan kepeduliannya terhadap kehidupan. Maka, tidaklah berlebihan bila karya-karyanya memiliki sentuhan serta kejutan bagi siapa saja yang menikmatinya. (Yudha Bantono)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun