Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa Perupa cat air Kolcai ingin menunjukkan bahwa pencarian estetis melalui Tat Twam Asi dapat dihadirkan sebagai identitas personal dan dirayakan secara bersama. Tentu ini patut menjadi pertimbangan kembali bahwa antara visualisasi dan kedalaman menangkap Tat Twam Asi akan masuk pada ruang apresiasi kritis yang pada akhirnya menjadi pertaruhan setiap seniman ke hadapan publik.
Intensitas perupa Kolcai memahami persoalan Tat Twam Asi dapat dilihat dari statetment berupa gagasan-gagasan yang melebur dalam karya-karya lukisan cat air. Pengalaman yang menggiring pada personalitas visual itu didahului dengan pengalaman projek-projek seni dari setiap seniman dalam menggarap karyanya. Kecenderungan menggunakan komunikasi personal sangat nampak dalam penyajian karya, sehingga dalam konteks pameran seni rupa, apa yang kemudian akan disampaikan kepada audiens adalah bagian yang menunjukkan personalitas perupa Kolcai.
Identitas Kolektif
Para perupa cat air dalam pameran Tat Twam Asi tak lepas dari peran lembaganya yakni Komunitas Lukis Cat Air Indonesia. Sejak empat tahun belakangan, perupa cat air Kolcai semakin aktif terlibat dalam berbagai pameran nasional dan internasional serta mengikuti kegiatan plen air (melukis bersama) yang diselenggarakan berbagai chapter di Indonesia.
Di antara mereka bahkan telah diundang mempresentasikan karyanya dalam berbagai event cat air dunia dan telah pula menempatkan predikat sebagai pelukis cat air dunia. Pergerakan pameran tetap dalam praksis apresiasiai seni lukis cat air mampu mewadahi seluruh chapter se-Indonesia, semakin intens dan telah melahirkan event dua tahunan berupa pameran nasional.
Terlepas dari pameran bersama Tat Twam Asi yang bersinergis dengan Sanur Village Festival 2016, pameran ini adalah spirit yang masih mengacu pada persoalan identitas bersama terhadap ideologi estetik perupa cat air Kolcai.
Pameran ini sejatinya juga bisa dibaca ulang dari pameran bersama yang pernah mereka lakukan, meskipun mereka sedang saling berlomba menunjukkan identitas, namun akur dalam basis kesadaran berkarya bagi agenda berkelanjutan dalam sekala nasional.
Karya-karya yang diusung dalam pameran Kolcai kali ini sangat beragam, permainan makna melalui capaian visual terlihat jelas ada yang mengarah pada perenungan pribadi perupa, maupun hanya capaian estetis yang ditonjolkan. Kiranya perupa Kolcai memang masih memegang kuat memasukkan pesan moral sebagai pertaruhan apresiasi yang kritis.
Melanjutkan Catatan Perjalanan
Merangkai catatan di atas, keberadaan pameran nasional Kolcai III sesungguhnya merupakan kelanjutan penggarapan tema yang sinergis. Pada pameran nasional II tema Indonesian Spirit Watercolor seolah tidak menjadi jeda dalam merangkai peristiwa catatan perjalanannya. Efix Mulyadi dalam catatan kuratorial pameran nasional II mengatakan pameran lukisan cat air “Indonesian Spirit in Watercolor” sedikit banyak merupakan representasi dari kenyataan seni rupa kita hari ini. Karya-karya yang indah, menarik, romantik, tampak dikerjakan dengan baik.
Bila merujuk catatan Efix, dapat disimak ulang secara mendalam masih memiliki tautan terhadap hal yang sedang dilakukan perupa cat air Kolcai pada pameran kali ini. Penafsiran Tat Twam Asi memberikan ekspresi yang kuat pada sebagian karya yang masih mengusung keindahan warisan budaya Indonesia.