SEPERTI tahun-tahun sebelumnya program lingkungan hidup Sanur Village Festival masih menjadi acuan penting untuk menyelamatan bumi dari dampak pemanasan global. Tahun ini pelaksanaan SVF yang ke sebelas menetapkan rangkaian aksi penyelamatan lingkungan hidup masih dengan program 5 R meliputi mengurangi (reduce),menggunakan kembali (reuse), mendaur ulang (recycle), menanam kembali (replant),dan memulihkan kembali (recovery).
Sanur memiliki kekayaan paling unik yang bersifat abadi berdasarkan tatanan kosmologinya. Sanur merupakan tempat pertama untuk menyambut matahari pagi. Tempat di mana matahari sebagai sumber kehidupan, terbit menyinari jagad Pulau Dewata. Sanur juga merupakan tempat bertemunya air tawar dan air laut, serta pertemuan langit dan pertiwi sebagai ayah dan ibu bumi. Pertemuan tersebut menciptakan aura magis yang sangat kaya bagi Sanur. Sanur sebagai hulu atas terbitnya matahari dan sebagai hilir aliran air tawar menjaga keseimbangan Bali, sehingga Sanur mempunyai peran penting atas keberadaan dan keberlanjutan Pulau Bali.
Menjaga kelestarian alam Sanur sudah menjadi kewajiban masyarakat desa ini. Tanpa alam lestari niscaya para wisatawan tidak akan datang mengunjungi Desa Sanur. Desa yang diberikan berkah keindahan alam dengan panorama laut beserta isinya, terus menggoda para wisatawan untuk selalu mengunjunginya. Menimbang keindahan yang ada, terdapat potensi kerusakan alam yang disebabkan oleh laku manusia, baik masyarakat Sanur, masyarakat di luar Sanur, maupun para wisatawan.
Program aksi penyelamatan lingkungan hidup di Sanur Village Festival adalah sebuah upaya yang dilaksanakan secara terpadu dan berkelanjutan. Bila dihubungkan dengan monitoring atau evaluasi, maka pelaksanaan aksi lingkungan hidup ini dijalankan sepenuhnya oleh masyarakat Sanur. Melalui koordinasi bersama yang dikelola oleh Yayasan Pembangunan Sanur dan Pemerintah Kota Denpasar, aksi ini mengikutsertakan masyarakat dan pengunjung festival.
Dalam pelaksanaan aksi “hijau” Sanur Village Festival, seperti yang telah turut serta yakni masyarakat umum, siswa sekolah, wisatawan, pelaku pariwisata yang didalamnya hotel dan restaurant, komponen LSM serta pemerintah Kota Denpasar. Barbagai program-program Sanur Village Festival telah memberikan dampak nyata bagi pelestarian alam, dimana ribuan pohon mangrove sejak sebelas tahun silam kini telah tumbuh dan terus dipelihara kelangsungan hidupnya, sekaligus selalu bertambah areal penanamannya.
Sanur adalah tempat berlabuhnya penyu bertelur, penyu hijau (Chelonia mydas) hampir setiap tahun menempatkan telur-telurnya pada sarang pasir putih di sepanjang pantai Sanur. Melalui Sanur Village Festival, tradisi penghormatan penyelamatan penyu dari kepunahannya dilakukan dengan melepas tukik-tukik yang terlahir di Sanur ke habitatnya laut lepas.
Sementara berbicara sampah yang menjadi bagian yang tidak kalah penting dalam aksi hijau, terus diantisipasi dengan program edukasi masyarakat serta aksi beach clean upsecara berkala. Aksi yang melibatakan banyak komponen ini dilakukan dengan menyisir Pantai Sanur. Para peserta bersih pantai membersihkan dan mengumpulkan sampah, yang selanjutnya pantai terlihat lebih bersih dan indah.