Mohon tunggu...
Yudha Bantono
Yudha Bantono Mohon Tunggu... Penulis - Pembaca peristiwa

Veterinarian, Art and architecture writer yubantono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Nikmatnya Kopi Bali di Kanvas Cak Rudy

7 Juni 2016   13:33 Diperbarui: 8 Juni 2016   22:47 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
RUDY SRIHANDOKO, Jendral Kwan Kong, 2012, 200 x 150 cm, serbuk kopi dan akrilik di atas kanvas

Pada Mula dan Proses Terjadi

Cak Rudy mengatakan ide menggunakan kopi untuk melukis ini sebetulnya sudah lama yaitu ketika awal tahun 1980-an, dimana saat itu ia masih menekuni dunia grafis dan kartun di Surabaya. Kopi masih menjadi bahan ekplorasi yang tidak ia seriusi. Seperti membuka file lama, baru tahun 2000 Cak Rudy berjumpa dengan Wirawan Tjahjadi atau dikenal Wewe pemilik usaha industri kopi bali dengan merek Kupu-kupu Bola Dunia. Gayung bersambut, Wewe yang memiliki ketertarikan pada seni rupadan kolektor lukisan mulai menantangnya. Wewe memberikan beragam jenis kopi bali seperti robusta, arabica maupun campuran keduanya untuk menjadi bahan eksplorasi warna. Sebuah laboratorium warna kopi akhirnya tercipta, dan proses mulai bekerja.

Cak Rudy hari itu bukan lagi perupa, tapi seorang peneliti yang memegang parameter untuk menguji risetnya. Hari demi hari ia tekuni sampai akhirnya ia tahu ada banyak faktor yang terlibat mempengaruhi pembuatan kopi sebagai materi warna. Proses menyanggra (pemanasan) adalah sangat penting bagaimana level coklat sampai hitam terjadi. Butiran-butiran kopi yang halus dihaluskan kembali seperti bedak, semua dilakukan dengan cermat dan penuh kehati-hatian.

Setelah bubuk halus dihasilkan, permasalahan berikutnya adalah bagaimana kopi bisa menempel kuat di canvas dan mau berasimilasi dengan bahan warna lain. Cak Rudy tidak berhenti memikirkan warna tunggal kopi, namun bagaimana pembauran dari warna kopi baik dengan oil maupun acrylic serta bahan lainnya terjadi. Apakah warna kopi dapat mempererat kesatuan warna? Itulah tantangannya.

Kopi seperti mahluk hidup yang bernyawa, Cak Rudy sadar bahwa warna kopi juga memiliki sikap dan perasaan. Ia dapat memperhatikan dan merasakan kepentingan serta tujuan bersama dari pembauran warna. Ini perlu proses lama, untuk memahami harus dibayar mahal dengan kegagalan-kegalan pada tahap awal. Tidak ada sesuatu yang tidak mungkin bisa diselesaikan, tuturnya.

 

Pembuktian yang Dramatis

Materi warna kopi telah dihasilkan, Cak Rudy mulai berhasil menyelesaikan karya-karyanya. Sebuah pembuktian selanjutnya yang harus dihadapi yaitu kekuatan, pengaruh kelembaban dan peluang jamur hidup yang akan merusak karya. Bagai menyelesaikan tesis terakhir, melalui kolektor dari China dan Hongkong yang membeli karyanya, dilakukanlah pengujian kekuatan materi warna. Sebuah pengujian dengan tindakan yang tidak lazim dilakukan oleh orang awam, yaitu menyikat, menarik, membasahi karya serta menggulung sampai pada diameter 10 cm tidak terjadi keretakan. Awalnya memang seperti tindakan merusak karya, tapi setelah melalui tahapengujian maka lukisan Cak Rudy dikatakan kuat bahkan melebihi warna-warna yang biasa digunakan untuk melukis. Setahun kemudian sebuah kabar yang melegakan tiba, yaitu tidak ada jamur yang bersarang di materi kopi itu. Dan ini membuat Cak Rudy seperti berhasil atas tesisnya tentang media warna kopi.

Cak Rudy boleh merasa puas dari penelitian pribadi yang ia lakoni dengan tekun. Komposisi-komposi spectrum warna ia rekam dalam memorinya, siap untuk digunakan kapan saja. Layaknya spectrum pantone warna CMYK (cyan,magenta, yellow dan key/black) ia telah sukses menghasilkan pantone warna CRCC atau Cak Rudy Coffee Color. Warna-warna ini ia patenkan dalam catatan pribadi, bahkan dengan kecerdasannya sudah berada di luar kepala. Mungkin sekarang sudah ratusan karya ia hasilkan dari warna kopi yang bicara.

 

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun