Mohon tunggu...
Yuan Yudistira
Yuan Yudistira Mohon Tunggu... Konsultan - Certified Clinical Hypnotherapist of Adi W Gunawan Institute of Mind Technology

Hipnoterapis Klinis di https://hipnoterapi.ws & Founder Trainer di https://candradimuka.id

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tentang Ilusi, Realita dan Rekayasa Persepsi dalam Piplres 2019

25 Mei 2019   05:58 Diperbarui: 25 Mei 2019   06:05 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Saya akan membuka tulisan ini dengan menulis satu kutipan:

"Reality does not exist. You make it all up" - Vishen Lakhiani Founder MindValley

Sebelum saya mengomentari kutipan di atas, pernahkah saat tidur dan Anda bermimpi dan Anda merasakan mimpi itu begitu nyata?

Misalnya Anda mimpi dikejar Macan atau harimau, rasa takut mati jadi santapan Macan ini saking nyata Anda rasakan sehingga nafas dan debar jantung Anda menjadi sangat cepat. Anda mungkin akan berkeringat dingin dan bahkan bisa terkencing-kencing.

Dan sesaat Macan ini akan menerkam Anda, tiba tiba Anda terbangun dan Anda sangat bersyukur bahwa itu semua hanya mimpi.

Jika saat membaca tulisan ini Anda sedang begitu santai, sambil menikmati kopi panas dan nikmat
di sebuah tempat yang nyaman dengan didampingi seorang wanita yang cantik.....

Pertanyaanya bagaimana Anda tahu bahwa saat ini Anda tidak sedang bermimpi?

Anda hanya akan menyadarinya saat Anda terbangun...saat Anda terjaga dari tidur.

----

Sekarang saya akan mengutip satu Pre-Supposisi dalam ilmu NLP yang sangat populer berikut ini:

"People respond to their experience, not to reality itself. The map is not the territory"

Sebeenarnya jargon the map is not the territory ini pertama kali dipresentasikan oleh seorang ahli matematika yang bernama Alfred Korzybski.
Dia sedang mempresentasikan kepada audiens nya yang bukan ahli matematika tentang semantik matematika.

Inti dari pesan Alfred Korzybski adalah bahkan sebua peta terbaik sekalipun adalah reduksi dari dunia nyata yang "dipotret" atau diambil "snapshot" nya pada satu waktu tertentu.

Dan...

Kita - manusia - melakukan itu secara terus menerus (memasukan snapshot snapshot realita dalam pikiran kita).

Dan setiap kesan gambar, audio, bau, rasa yang tertangkap lewat Panca Indera kita akan diproses sedemikian rupa dengan melibatkan beragam informasi yang sudah masuk terlebih dulu, emosi dan harapan....membentuk dan mengupdate "peta" yang ada di pikiran kita.

Selanjutnya kemudian kita -manusia- meresponse "realita" kehidupan berdasarkan peta itu.

Sekarang jika kita bicara tentang ilusi,

Menurut wikipedia, Ilusi diartikan sebagai suatu persepsi Panca Indra yang berasal dari rangsangan panca indra yang ditafsirkan secara kurang sesuai atau salah.

Pertanyaanya sekarang siapa yang berhak menentukan bahwa tafsiran Anda itu benar atau salah?

Berdasarkan pengertian tentang ilusi di atas, bahwa ilusi itu adalah tafsiran kita kurang pas atau salah,
maka Apakah Anda saat ini sedang hidup dan beroperasi dalam ilusi? atau tidak?

Salah atau kurang tepatnya, -kira kira- pakai ukuran apa?

Saya ambil contoh yang saat ini lagi tren,....

jika Anda seorang #cebong misalnya dan Anda sangat yakin bahwa jika 02 menang maka Indonesia akan menjadi sarang teroris, tidak ada lagi islam yang rahmatan lil alamin. Menurut Anda, ini ilusi atau bukan?

Atau jika Anda seorang #kampret dan Anda sangat yakin bahwa jika 01 menang maka Indonesia akan hancur dalam sekian tahun dan akan dikuasai oleh cina aseng. Menurut Anda, Apakah ini ilusi atau bukan?

Sebagai seorang praktisi hipnoterapis klinis yang sudah praktek sejak 2012 dan menangani ratusan klien dengan protokol standard,
maka Saya akan mengajak Anda untuk melihat ini dari sudut pandang yg berbeda.

Inilah hal-hal yang biasanya saya sampaikan kepada para klien saya:

1. Cek apakah "peta" Anda yg saat ini, apakah bermanfaat atau tidak? Produktif atau kontra produktif?

2. Jika kontra produktif (baik terhadap diri Anda maupun masyarakat secara umum), tidak peduli jika itu bersumber dari pimpinan kelompok Anda, maka tinggalkan.

3. Pahamilah bahwa ilusi bisa diciptakan, bisa direkayasa, dengan sengaja.

4. Mau tahu contoh ilusi yang diciptakan dengan sengaja? Pernah Nonton Sulap? Para pemain sulap biasa menghadirkan ilusi sulapan. Mereka biasanya menggunakan teknik yang dikenal dgn teknik "smokes and mirror" atau "sleigh of hand" untuk dengan sengaja menampilkan ilusi sulapan yang memukau dan menghibur.
Dan siapa di sini yang tidak suka nonton permainan sulapan?

5. Nah, Jika para pesulap itu bisa menghadirkan ilusi sebagai hiburan, bagaimana kemudian dengan para politisi? Bukan cuma "smokes and mirror" lagi yang politisi bisa gunakan.
Bahkan mereka punya akses ke Media Mainstream maupun Non Mainstream. Dan ilusi yang dimunculkan dari kekuatan media ini jauh lebih dahsyat dari efek "smokes and mirror" he he he.

Sayangnya sepertinya ketika politisi melakukan itu, sepertinya tidak ditujukan untuk menghibur Anda... begitu kah? 

---

Sekali lagi, tidak semua rekayasa itu kontra produktif. Tidak semua ilusi itu berbahaya.

Tapi bukankah akan lebih baik jika Anda bisa kembali memiliki kendali serta mampu secara sadara untuk melihat sesuatu dgn cara yang berbeda?

Sebagai seorang hipnoterapis, tugas utama saya adalah mengeluarkan Anda dari suatu kondisi trance yang tidak produktif, dan mengajarkan Anda untuk bisa masuk ke kondisi trance yang produktif.

Karena konon katanya, seorang yang tercerahkan di dunia modern saat ini adalah seorang yang bisa keluar masuk kondisi trance kapan pun dia inginkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun