Mohon tunggu...
Yuan Yudistira
Yuan Yudistira Mohon Tunggu... Konsultan - Certified Clinical Hypnotherapist of Adi W Gunawan Institute of Mind Technology

Hipnoterapis Klinis di https://hipnoterapi.ws & Founder Trainer di https://candradimuka.id

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tentang Ilusi, Realita dan Rekayasa Persepsi dalam Piplres 2019

25 Mei 2019   05:58 Diperbarui: 25 Mei 2019   06:05 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sebeenarnya jargon the map is not the territory ini pertama kali dipresentasikan oleh seorang ahli matematika yang bernama Alfred Korzybski.
Dia sedang mempresentasikan kepada audiens nya yang bukan ahli matematika tentang semantik matematika.

Inti dari pesan Alfred Korzybski adalah bahkan sebua peta terbaik sekalipun adalah reduksi dari dunia nyata yang "dipotret" atau diambil "snapshot" nya pada satu waktu tertentu.

Dan...

Kita - manusia - melakukan itu secara terus menerus (memasukan snapshot snapshot realita dalam pikiran kita).

Dan setiap kesan gambar, audio, bau, rasa yang tertangkap lewat Panca Indera kita akan diproses sedemikian rupa dengan melibatkan beragam informasi yang sudah masuk terlebih dulu, emosi dan harapan....membentuk dan mengupdate "peta" yang ada di pikiran kita.

Selanjutnya kemudian kita -manusia- meresponse "realita" kehidupan berdasarkan peta itu.

Sekarang jika kita bicara tentang ilusi,

Menurut wikipedia, Ilusi diartikan sebagai suatu persepsi Panca Indra yang berasal dari rangsangan panca indra yang ditafsirkan secara kurang sesuai atau salah.

Pertanyaanya sekarang siapa yang berhak menentukan bahwa tafsiran Anda itu benar atau salah?

Berdasarkan pengertian tentang ilusi di atas, bahwa ilusi itu adalah tafsiran kita kurang pas atau salah,
maka Apakah Anda saat ini sedang hidup dan beroperasi dalam ilusi? atau tidak?

Salah atau kurang tepatnya, -kira kira- pakai ukuran apa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun