Ketiga; mengatasi kesenjangan antar-negara. Tidak bisa dipungkiri bahwa negara sekarang sedang berlomba-lomba untuk memajukan berbagai sektor seperti ekonomi, militer, politik, dan teknologi. Hal itu dinilai Muhammadiyah bakal mengorbankan idealisasi tata dunia yang berkeadilan. Oleh karena itu perlu adanya kesadaran dari antar negara untuk mewujudkan kerja sama untuk menyelamatkan penduduk di negara-negara yang masih terkurung dalam bayang-bayang kemiskinan.
Keempat: menguatnya xenofobia. Xenofobia adalah sebuah sikap atau perilaku yang anti terhadap asing atau sesuatu yang berhubungan dengan asing. Mulai dari keyakinan asing, budaya, identitas, tradisi, dan lain sebagainya. Sikap ini tentu bukanlah sikap yang ideal bagi bangsa yang menginginkan adanya kemajuan.Â
Oleh karena itu, Muhammadiyah ikut terlibat dalam upaya menanggulangi dampak dari sikap xenofobia. Xenofobia bisa menyebabkan adanya diskriminasi terhadap orang asing. Lebih parahnya bisa menyebabkan lahir sifat antipati terhadap kelompok dan identitas yang dianggap berbeda dan asing.
Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi yang memiliki basis massa yang sangat besar memiliki kekuatan dari segala lini untuk ikut serta dalam pembangunan negara dan dunia dari berbagai sektor. Salah satu sektor yang paling penting dan membutuhkan peran Muhammadiyah secara langsung adalah sektor kemanusiaan sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.
Pungkasnya, isu kemanusiaan adalah isu global yang perlu untuk segera dicari jalan keluarnya.. Terutama dengan menjamurnya masalah konflik dan ketegangan antar bangsa dan negara sekarang ini. Muhammadiyah hadir melalui Muktamar Muhammadiyah di Surakarta untuk membuktikan bahwa organisasi Islam terbesar ini sangat fokus dan peduli masalah-masalah global yang melanda segala penjuru dunia dewasa ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H