Nah, sedangkan kebanyakan orang yang melakukan kampanye ini merupakan orang-orang atau relawan dan para kandidat yang akan dicalonkan. Menurut Robert Agranoff, kampanye ada empat poin penting yang harus di bedakan dari gaua kampanye modern dan tradisional yakni yang Pertama, para kandidat bukan dari partai kandidat dalam kampanye modern harus menjadi fokus utama.Â
Seringkali para kandidat menghapus referensi partai meraka pada saat kampanye dan lebih menghubungkan isu-isu yang mereka angkat menjadi permasalahan yang dihadapi oleh kandidat tersebut dan melepaskan diri dari partai mereka masing-masing.Â
Kedua, menggunakan cara kekuatan partai untuk menjalankan kampanye nya dengan menggunakan tenaga-tenaga prefessional, seperti orang-orang periklanan, konsultan public relation, atau pollster. Ketiga, perbedaan antara cara lam dengan baru dari managemen kampanye tersebut yang bersumber dar perkembangan teknologi.Â
Managemen kampanye yang baru biasanya menggunakan survey dan penghitungan suara yang di proses melalui digitalisasi tentu saja cara ini lebih sistematis dengan diletakkan di berbagai tempat dan partai-partai.Â
Keempat, cara kampanye berubah karena revolusi komunikasi pada saat ini, yang pada awalnya para organisasi mengontrol komunikasi kampanye informasi-informas yang diberikan melalui pidato-pidato  namun pada saat ini control dari distribusi informasi diberikan kepada staff yang terdiri dari professional telephone bank, periklanan, telvisi dan lain lain.Â
4. Cooperative Activity
Warga negara Amerika Serikat yang ingin mempengaruhi kebijakan public akan mempertimbangkan bahwa pesan mereka akan jauh lebih berdampak apabila berasal dari satu kelompok dibandingkan dari pesan yang berasal dari individu saja.Â
Tentu saja banyak kelompok kepentingan yang melakukan partisipasi ini, biasanya bersal dari kalangan pembisnis atau bisa saja kalangan ortomotif yang ingin memperluas pasar mereka dengan cara mencari dukungan dari senat Amerika Serikat. Nah dalam mewujudkan kepentingan mereka ini tentu saja mereka memerlukan lobby.
5. Unconventional Participation
Jika dilihat kembali pad atahun 1960-an banyak kaum kaum miskin yang berkulit hitam yang menggunakan uncoventional particiation ini yang menuntut persamaan politik dan sosial dan menuntut undang-undang segregasi yang memisahkan kaum kulit putih dan kulit hitam, demonstrasi juga dilakukan oleh kaum kulit hitam terhadap tindakan realis yang dilakukan oleh orang-orang kulit putih.Â
Dalam  sebuah sistem politik yang demokratis , sistem ini tentu akan memberikan cara partisipasi bagi seluruh warga negaranya, dimana seperti yang kita ketahui pemilihan umum merupakan bentuk peling umum atau biasa yang dilakukan oleh warga negara dalam rangka partisipasi politik di negaranya.Â