Ketika kau bertanya
Mengapa ?
Hatikupun ikut terluka
Ketika kau bertanya
Karena apa? Â
Aku pun tak bisa menjawabnya
Ketika kau kembali bertanya,
Kok bisa ?
Aku pun tak sanggup menjawabnya.
Lalu, saat kau kembali bertanya, mengapa hanya aku ?
Hatiku patah menjadi dua.
Ya, kenapa hanya kamu yang ditahan haknya yang paling mendasar ? Bahkan diberi papan petunjuk yang keliru ?Â
Mungkin nak, karena selembar kertas yang biasanya itu tidak lagi bisa menahan lajumu.
Tapi mengapa pula mereka berusaha menahan lajumu, ketika seharusnya mereka membantumu melaju lebih lagi ? Bukankah itu tugas mereka yang sebenarnya?
Memang agak susah di logika.
Dan lagi, Â bagaimana mungkin selembar kertas bisa mengalahkan lembaran-lembaran buku diktat yang dengan tekun kau cerna.
Bisa saja direkayasa di angka, tapi bisakah mereka merekayasa yang meresap di daya cerna ? Yang mengendap dalam memorimu, bertumpuk dalam lautan ilmumu ?
Hanya, kenapa mereka tega melakukan itu semua, juga tak sanggup mama mencernanya.
Memang tak bisa ku jawab semua yang kau tanya,
Tapi nak, kau-lah pemenang sejatinya.
Apa yang dengan tekun kau tabur hari ini, suatu hari kelak akan kau tuai.
Tidak ada yang sia-sia.
Tetaplah kau tegar, kuat, murni dan bersinar, bahkan di tempat tergelap sekalipun.
Karena kau sangat berharga.
Sangat berharga !
Dan mungkin suatu hari nanti, kau temukan semua jawab dari tanyamu hari ini.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H