1. Perkenalan yang Menyenangkan
Jatuh cinta itu seringkali diawali dengan momen yang menyenangkan. Tatapan mata yang menyenangkan. Senyum yang menyenangkan. Debar hati yang menyenangkan. Pokoknya serba menyenangkan.
Begitu pula dengan hobi. Perkenalannya harus menyenangkan, bukan dibawah tekanan atau paksaan. Supaya cintanya tulus, bukan karena dipaksa.
Perkenalkan anak dengan berbagai aktivitas dengan cara yang menyenangkan, bukan sebagai sebuah kewajiban atau keharusan.
Sedari kecil, saya membiasakan putri saya akrab dengan buku-buku. Saya seringkali membawanya ke perpustakaan dan toko buku, tidak selalu untuk meminjam atau membeli buku, awalnya hanya sekedar melihat-lihat atau bermain di area bermainnya. Tidak ada paksaan, sekedar berkenalan. Dia sekarang hobi sekali membaca.
Begitu juga dengan musik, saya hanya sering mengajaknya melihat konser musik klasik, yang memang untuk balita dan tiketnya amat sangat murah. Saya dan bapaknya tidak memaksanya harus menyukai dengan serta merta, hanya mengenalkannya.
Dia sekarang hobi main musik dan betah mendengarkan komposisi musik klasik yang bagi banyak orang terdengar amat sangat membosankan.
Memperkenalkan dan mengajaknya mengekplorasi berbagai aktivitas, membuatnya berkenalan dengan banyak pilihan hobi dengan cara yang menyenangkan.
2. Stimulasi yang Tepat
Banyak orang tua mengeluh anaknya lebih suka main gadget daripada melakukan hal-hal lain. Seolah-olah itu semata-mata adalah kesalahan si anak.
Orang tua sering lupa bahwa mereka berperan besar memupuk kebiasaan itu. Waktu anak-anak masih balita, mereka lebih sering disodori gadget supaya tidak rewel, dan orang tua bisa melakukan hal-hal yang lain.