Di sisi lain, saya juga tidak berniat mengalokasikan budget untuk membeli alat-alat masak kekinian, seperti air fryer dan sejenisnya.
Salah satu cara andalan saya adalah menumis sebagai ganti menggoreng. Menumis relatif lebih sehat dan lebih aman dibanding menggoreng, karena tidak perlu minyak goreng yang melimpah-limpah dan suhu tinggi.Â
Memang tidak segurih dan serenyah kalau di goreng tapi rasanya masih menggugah selera. Yang lebih penting lagi, saya sekeluarga sehat dan senang, tetangga juga ikutan tenang.
Cara saya yang lainnya adalah memanggang di dalam oven. Ada beberapa 'gorengan' yang saya 'goreng' didalam oven. Sebagai contoh, kalau saya mau masak orek tempe.Â
Biasanya khan tempenya di potong kecil-kecil, lalu digoreng dengan minyak dalam penggorengan. Nah sebagai gantinya, potongan tempe itu saya taruh diloyang yang dialasi kertas roti, ditetesi sedikit minyak, lalu di oven sekitar 30 menitan dengan suhu 180 derajat dan panas atas bawah.
Waktu pulang ke tanah air, walaupun sudah terbiasa dengan gaya hidup seperti itu, tapi tetep donk tergoda melihat gorengan gurih dan renyah yang bertebaran sejauh mata memandang. Untuk meredam hasrat akan gorengan yang bergelora, saya pun membeli minyak goreng yang lumayan mahal.
Bukan, tujuannya bukan supaya bisa menggoreng dengan sehat. Tujuannya adalah supaya setiap kali tergoda untuk menggoreng dengan minyak berlimpah saya tidak jadi melakukannya demi mengingat harga minyak goreng super mahal itu. Akhirnya, kembali ke acara tumis menumis lagi.
Sebenarnya saya ingin sekali bisa berbagi resep-resep kreatif yang lezat dan bebas-minyak seperti kompasianer lain yang membuat saya respek dan salut, sayangnya selain tidak hobi masak, saya juga tidak kreatif.Â
Jadi, semoga tips-tips sederhana dan anti-ribet dari saya di atas bisa membantu pembaca yang merasa serupa tapi tak sama dengan saya dalam hal mengatasi godaan menggoreng.
Menggoreng memang gurih diawal, tapi berakhir pedih ketika tubuh menyerah oleh hantaman racun radikal bebas, dan dihinggapi berbagai penyakit.
Begitupula yang pernah terjadi di negeri ini ketika sekelompok orang menggoreng isu SARA demi kepentingan tertentu, pedihnya masih terasa sampai sekarang.Â