Tapi karena prioritas yang sudah berbeda dan saya juga sudah lebih bijak dalam memaknai hidup ini (semoga bukan  karena kege-eran saja ), masalah jerawat pun tidak lagi membuat saya terganggu atau pilu.
Setelah beberapa dekade terlibat romansa dengan jerawat, akhirnya saya sampai pada kesimpulan kalau mengobati jerawat itu seperti mengobati patah hati.
Pertama, untuk beberapa kasus (jerawat), hanya waktu yang akan menyembuhkan.
Kedua, sifatnya sangat personal. Tidak ada formula yang generik dan pasti untuk mengobati. Setiap hati eh kulit punya cara dan resepnya sendiri-sendiri.
That's just my two cents, anyway :)
Semoga bermanfaat.
**Ilustrasi oleh si cantik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H