Tapi ya....witing tresno jalaran soko kulino.
Lama-lama jadi terbiasa. Lama-lama semakin menikmati. Lama-lama mencari-cari.
Waktu putri saya lahir, saya menjulukinya baby classic. Dininabobokkan oleh Mozart, di bangunkan oleh Beethoven, dan ditemani bermain oleh Vivaldi.
Classic around the clock :)
Tapi saya membuktikan sendiri, ternyata memang efek musik klasik itu cukup bagus.
Dari putri saya umur satu setengah bulan sampai sekitar tujuh bulanan, saya sempat mengasuhnya sendirian karena LDR-an dengan suami. Literally, sendiri.Â
Tidak ada yang menemani di rumah. Tidak ada keluarga, babysitter ataupun ART. Plus waktu itu lagi sibuk-sibuknya berurusan dengan segala macam proses administrasi dan dokumentasi yang menghabiskan waktu, pikiran dan energi.
Bagaimana kami bisa survive waktu itu ?
Pertama, karena anugerahNYA. Kedua, karena musik klasik.
Saya adalah saksi mata hidup, betapa musik klasik membuat baby jauh lebih tenang, tidak rewel dan bisa diajak komunikasi.
Gak percaya khan?
Jadi begini ceritanya. Tidak seperti ibu-ibu pada umumnya yang punya waktu berbulan madu dengan baby-nya pasca lahiran, saya justru langsung diberondong dengan banyak urusan yang ada deadlinenya, dan karena kondisi harus mengerjakannya sendirian. Disisi lain karena commit untuk full ASI, jadi harus istirahat cukup supaya produksi ASI lancar.