Marxisme Ekologis
Dalam mengkaji persoalan lingkungan (ekologi) dalam sosiologi dapat menggunakan beberapa pendekatan, salah satunya adalah marxisme ekologis (Susilo, 2009).Â
Marxisme ekologis menyatakan kerusakan lingkungan merupakan dampak perkembangan kapitalis. Dalam problematika alih fungsi lahan pertanian menjadi tempat pariwisata ini terjadi karena banyaknya investor yang mengeksploitasi lahan pertanian untuk dijadikan tempat wisata. Selain itu dalam marxisme ekologis, alih fungsi lahan ini dapat diakibatkan oleh otonomi daerah  yang lebih mengutamakan pembangunan dalam beberapa sektor yang akan menguntungkan dalam jangka pendek serta dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).Â
Tidak dapat dipungkiri, sebenarnya adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi tempat wisata ini juga berdampak positif dalam meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Sedangkan tanpa disadari hal ini juga menimbulkan sebuah kerusakan lingkungan mulai dari berubahnya suhu udara yang semakin meningkat, berkurangnya lahan pertanian, hilangnya investasi dalan struktur irigasi, aliran sungai yang tertupi akibat  pembangunan dan mulai berkurangnya daerah resapan air. Alih fungsi lahan pertanian yang dijadikan sebagai tempat wisata ini biasanya memiliki bangunan yang bersifat permanen, hal ini mengakibatkan lahan pertanian bersifat irreversible atau tidak dapat berubah lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H