Mohon tunggu...
Puisi

Tentang Perempuan yang Menghayati Kematian

16 Maret 2018   01:00 Diperbarui: 16 Maret 2018   10:10 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TENTANG PEREMPUAN YANG

MENGHAYATI KEMATIAN

sekuntum kembang

jatuh hujan semalam

lirih

sekejap lalu

ada dengung dari

mantramantra kehilangan

ruang sepi

dengan warnawarna

kudus. kau berkaca dari

langitlangit kamar

mengeja jejak

mego kartiko kairing rasa tresno asih*

kau

yang menari

menciptakan hening

pada nyanyian angin

dingin sepisepi

kau tatap wajahwajah kerabat

membaca duka anakanak rahimmu

isaknya tertahan degup jantung bumi

bersimpuh memangku buku suci

lirih

serupa bisikan

ruhmu melayang

membelai kepala mungil

buah dari hatimu

lintanglintang ngiwiwi sumedot rasa ning ati*

sekuntum kembang

terpetik dari tangkainya di sorga

jatuh di dadamu sepenuh sunyi

hujan semalam tinggal gerimis.

tipis.

kebaya putih kau kenakan

dengan diam. terikat rapi dengan

pitapita doa. wangi bunga

kereta kencana.

( * syair tembang jawa: yen ing tawang ana lintang )

~ Puri bulan/2017. 10/14

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun