Mohon tunggu...
yuana irawati
yuana irawati Mohon Tunggu... Guru - Guru

i love to learn something new and interesting for me.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Study Kasus Kesulitan Pengenalan Bentuk Geometri pada Siswa TK A

29 November 2023   11:16 Diperbarui: 29 November 2023   11:26 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Study Kasus Kesulitan Pengenalan Bentuk Geometri pada Siswa TK A

  1. Deskripsi Studi Kasus

Pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran, terdapat sebuah permasalahan yang menarik perhatian dimana terdapat beberapa siswa di TK A yang masih mengalami kesulitan dalam berpikir simbolik, terutama dalam pengenalan bentuk geometri. Hal ini tentu erat kaitannya dengan beberapa penyebab yang mungkin terjadi di lapangan seperti media pembelajaran yang monoton, kurangnya pembelajaran yang berpusat pada siswa serta kurangnya stimulasi kognitif yang didapatkan oleh siswa. 

Dengan adanya studi kasus ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian untuk guru dalam membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir simbolik terutama dalam pengenalan bentuk geometri. Permasalahan yang segera ditangani dengan tepat tentunya akan membawa dampak yang baik agar tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien. Langkah awal yang harus diambil pada studi kasus ini adalah memperhatikan penyusunan modul ajar dengan penggunaan media pembelajaran dan metode pembelajaran yang tepat. Setiap rancangan kegiatan juga tentu berpusat pada anak, dimana anak dapat memiliki ruang untuk memilih kegiatan yang menarik minat mereka , merangsang kemampuan mereka untuk berpikir kritis serta memberikan pengalaman yang nyata terhadap topik yang diajarkan sehingga pengalaman belajar tersebut dapat diingat dan menjawab tujuan pembelajaran yang diinginkan. 

  1. Analisis Situasi

Berdasarkan hasil analisis situasi yang dilakukan terdapat beberapa faktor yang diindikasikan menyebabkan kurangnya kemampuan anak untuk berpikir simbolik terutama dalam memahami bentuk geometri.  Setiap siswa memiliki perbedaan dalam tahap perkembangan kognitif yang mereka miliki. Kurangnya stimulasi spatial dan memecahkan masalah tentu dapat mempengaruhi kemampuan kognitif mereka. Hal lain yang juga seringkali terjadi di kelas adalah media atau metode pembelajaran yang monoton dan kurang merangsang siswa untuk berpikir kritis. Kondisi inilah yang terkadang menyebabkan siswa menjadi kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan kurangnya ruang bagi mereka untuk memilih serta mencoba aktivitas yang menjadi minat mereka. 

Kemampuan kognitif pada siswa tentu perlu untuk mendapat banyak stimulasi karena perkembangan kemampuan ini berkaitan erat dengan proses berpikir siswa, terutama pada kemampuan mereka untuk mengingat, menemukan ide, menemukan gagasan baru, dan mencapai tujuan yang diinginkan. Jika lingkungan di sekitar mereka terus menerus menyajikan lingkungan yg mudah, tersedia, dan kurang merangsang rasa ingin tahu mereka maka hal tersebut akan mempengaruhi tumbuh kembang siswa dalam area ini,  karena mereka tidak memperoleh kesempatan untuk belajar mengidentifikasi, mengumpulkan informasi, mengolah informasi, hingga akhirnya menemukan solusi secara mandiri.

Pada tahapan selanjutnya saat merencanakan pembelajaran di Modul Ajar, media yang digunakan banyak berhubungan dengan stimulasi kognitif anak seperti puzzle geometri, kegiatan PJBL yang juga banyak mengasah anak pada pengenalan bentuk geometri serta tentu memadukan dengan beberapa kegiatan STEAM yang dapat merangsang kemampuan kognitif anak. 

Setiap perencanaan tentu tidak lepas dari hambatan hambatan yang timbul. Beberapa diantaranya adalah waktu dalam penyelesaian kegiatan proyek yang ada dimana terdapat perbedaan kemampuan dan durasi pada masing - masing siswa dalam menyelesaikan kegiatan. Hal lain yang juga tampak adalah penggunaan alat dan bahan yang beragam sehingga memerlukan ketelitian dan persiapan yang matang agar tidak ada yang terlupakan. 

  1. Alternatif Solusi

Solusi permasalahan yang dapat digunakan adalah dengan merencanakan kegiatan dengan matang, seperti peletakan material, manajemen kelas, perkiraan waktu kegiatan yang dapat diselesaikan oleh siswa untuk menghindarkan kurangnya waktu dalam menyelesaikan kegiatan. Dalam menyusun modul ajar, guru harus memperkirakan waktu yang digunakan dalam menyelesaikan kegiatan pembelajaran, serta membertimbangkan setting dan tata letak media yang digunakan untuk membantu kelancaran pembelajaran kelas. Penting sekali juga untuk menyusun suasana yang nyaman untuk anak dalam belajar sehingga suasana hati anak dalam mengikuti pembelajaran pun baik.  Perbedaan kecepatan dalam penyelesaian kegiatan juga dapat diatasi dengan memberikan beberapa kegiatan pengaman yang memungkinkan setiap siswa tetap mengikuti proses pembelajaran dengan terarah. 

Sedangkan untuk banyaknya peralatan dan bahan dapat diatasi dengan meminta anak bergantian untuk menggunakan alat/ bahan yang disediakan.  Siswa dapat belajar juga untuk menunggu giliran dan berbagi dengan teman. Terdapat berbagai media dan metode pembelajaran yang dapat dilakukan di pendidikan usia dini. Stimulasi - stimulasi ini lah yang diharapkan dapat menarik perhatian anak untuk mau terlibat dan pembelajaran serta menjawab segala rasa ingin tahu mereka. 

Guru disini dapat berperan menjadi fasilitator dalam memandu siswa dalam kegiatan yang mereka inginkan. Setiap siswa memiliki kebebasan untuk memilih kegiatan yang mereka inginkan dan mengembangkan eksplorasi nya. Guru hanya menjadi fasilitator dalam mengamati dan mengarahkan anak menuju tujuan pembelajaran yang diinginkan. Peran guru lainnya adalah menjadi  mediator  dalam perbedaan pendapat yang muncul pada anak dan juga membantu melatih anak untuk bernegosiasi dan menemukan solusi masalah yang mungkin timbul antar siswa.

  1. Evaluasi

 Dalam pelaksanaan yang terjadi banyak sekali manfaat dari pembelajaran yang dapat diambil pada studi kasus kali ini. Di sini kita dapat melihat bagaimana kemampuan kognitif siswa dalam pengenalan geometri diasah dengan baik dengan berbagai pilihan kegiatan yang nyata bagi mereka. Eksplorasi nyata yang dilakukan mendapatkan respon dan minat dari siswa untuk belajar. Hasil dari penerapan puzzle geometri juga mampu diselesaikan dengan baik oleh siswa. Salah satu anak yang tidak mendatangi kegiatan puzzle geometri pun tetap dapat belajar hal seputar geometri karena beberapa kegiatan lain pun yang tampaknya berbeda namun juga memiliki pembelajaran geometri di dalamnya. Setiap evaluasi didapatkan guru melalui pengamatan yang dilakukan guru dengan penilaian ceklist dan catatan anakedot, sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran yang dirancangkan tercapai dengan baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun