Mohon tunggu...
Yuan AriyantoTassi
Yuan AriyantoTassi Mohon Tunggu... Lainnya - Staff Laboratorium Virtu DigiLab Kediri Bangsal

Saya adalah staff Laboratorium Virtu DigiLab Kediri Bangsal dengan jenjang pendidikan D-III ATLM yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis Tahun Ajaran 2024. Hobi saya adalah menulis dan melakukan kajian jurnal dan artikel terkait kesehatan khususnya di bidang Laboratorium Medis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengenal Imunokontrasepsi Bagi Kesehatan Reproduksi dan Seksual

20 Januari 2025   00:21 Diperbarui: 20 Januari 2025   00:21 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Imunokontrasepsi menjadi pilihan saat ini

Vaksin -hCG--oLH-TT/ -hCG--oLH- DT sebagai imunokontrasepsi terbaik

Untuk pengujian klinis imunokontrasepsi dari hCG, WHO telah melakukan pengujian diberbagai negara dengan penambahan Difteri Toxoid (DT) dan Tetanus Toxoid (TT) sebagai pembawa carrier protein dalam vaksin hCG dengan fungsi utama adalah meningkatkan imunogenitas hormon hCG secara alami yang memiliki sifat imunogenik yang lemah, sehingga perlu digabungkan dengan carrier protein yang sangat immunogenic yakni DT dan TT. Carrier protein ini menginduksi respon imun yang kuat sehingga penggunaannya dapat meningkatkan keberhasilan vaksin. Adanya carrier protein juga membantu tubuh membangun memori imunologis yang lebih lama terhadap antigen hCG.

Setelahnya, dilakukan uji klinis fase I oleh tim vaksin untuk pengaturan fertilitas WHO. Vaksin yang digunakan dalam uji klinis ini adalah sintetik CTP -hCG (residu aa ke 109-145) setiap 6 minggu kepada 30 wanita yang telah menjalani sterilisasi dengan ligasi tuba di Bedford Park, Australia. Setelah diikuti selama 6 bulan, tidak ditemukan reaksi efek samping yang penting pada subjek. Pada kelompok wanita yang diimunisasi dengan dosis yang tertinggi ditemukan level antibodi terhadap hCG yang optimal. Untuk memperkuat uji klinis fase I, WHO menginisiasi uji klinis fase II dilakukan di Swedia, namun dihentikan karena adanya efek samping yang tidak dapat diterima pada subjek. Vaksin ini bereaksi silang dengan somatostatin yang dihasilkan oleh pankreas. Formulasi baru dengan inkorporasi polylactic-co-glycolic pada CTP menunjukkan harapan yang baik untuk menginduksi epitop sel T dari tetanus toxoid (TT) untuk meningkatkan imunogenisitas CTP sintetik. CTP dari -hCG yang dipakai adalah dari asam amino residu ke 111-145. Formula ini menunjukkan respon antibodi yang kuat saat diinjeksikan pada kelinci dengan durasi yang sama dan dicapai setelah injeksi yang ketiga. 

Dalam pembuatan vaksin, Vaksin harus memiliki efektivitas sebesar >90-95% tetapi hasil dari vaksin dengan penambahan carrier protein TT  menunjukkan angka 60-80%. Oleh karena itu, diperlukan suatu studi peningkatan imunogenisitas, yaitu penambahan adjuvan seperti tetanus toxoid (TT) atau difteri toxoid (DT). Penambahan adjuvan ini terbukti meningkatkan imunogenisitas. dalam penelitiannya, antibodi hCG yang dikonjugasikan dengan TT memiliki kapasitas bio netralisasi hCG yang sama dengan vaksin CTP -hCG. Setelah itu vaksin -hCG+TT menjalani uji klinis fase I di India, Helsinki, Uppsala, Bahia dan Santiago. Dari uji  vaksin ini menghasilkan imunogenik tinggi dan aman, namun titer antibodinya bervariasi pada beberapa wanita, sebagian besar subjek menunjukkan titer antibodi yang rendah. Oleh karena itu, beberapa penelitian sedang mencoba mengganti DT atau TT pada vaksin ini dengan peptida epitop dari sel B non T, protein dari virus measles, protein reverse transcriptase HIV-1 dan hemagglutinin virus influenza.

Dalam meningkat imunogenisitas dilakukan dimerisasi -hCG dengan -subunit dari LH hewan peneliti seperti babi dengan pemikiran bahwa protein dari babi ini dapat meningkatkan antigenisitasnya. Vaksin ini disebut juga dengan heterospesies dimer (HSD) dari -hCG dan subunit LH babi, selanjutnya dihubungkan dengan TT dan DT. Hasil menunjukkan imunogenisitas dan keamanan pada berbagai hewan coba, uji klinis fase II dilakukan pada wanita subur pada beberapa tempat di India. Imunisasi aktif dengan vaksin ini menunjukkan antibodi netralisasi hCG. Kapasitas netralisasi ini dihitung dengan pemeriksaan receptor binding inhibition assay, dan dilaporkan antibodi bio netralisasi hCG terjadi pada titer diatas 50 ng/ml. HSD-TT terbukti lebih imunogenik dibandingkan dengan -hCG-TT. Selain itu, HSD-TT menginduksi antibodi yang memiliki bioaktivitas yang lebih baik dari -hCG-TT. Vaksin ini juga secara keseluruhan tidak bereaksi silang dengan LH manusia, hanya bereaksi secara parsial namun tidak mengganggu ovulasi.

Apakah Imunokontrasepsi HCG diperkenankan bagi kesehatan reproduksi dan seksual ?

Hormon hCG diproduksi pada waktu awal setelah fertilisasi oleh spermatozoa dan mempunyai peran penting dalam implantasi pada awal kehamilan. Oleh karena itu, dalam peningkatan imunokontrasepsi, hCG merupakan target paling potensial dan terbaik dalam mencegah kehamilan tanpa adanya efek samping yang merugikan. Berbeda dari kontrasepsi konvensional atau steroid yang dapat menghambat ovulasi, metode vaksin hCG yang sudah dikembangkan tidak mengganggu ovulasi dan produksi hormon steroid sex serta tidak mengganggu keteraturan siklus menstruasi. 

Metode kontrasepsi yang ada sekarang dan masih digunakan belum dapat menekan angka fertilitas dan memiliki angka kegagalan cukup tinggi hingga 50 %, yang terbukti dengan adanya kehamilan yang tidak diinginkan pada pasangan setelah menggunakan salah satu metode kontrasepsi di dunia. Adanya kontrasepsi vaksin ini akan menjadi pilihan yang menarik dan menjanjikan untuk mencapai tujuan menekan pertumbuhan populasi terutama di negara berkembang. Kontrol pertumbuhan populasi pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan.

Sumber : Penelitian oleh Darmawi, Kelompok Jabatan Fungsional Histologi, Fakultas Kedokteran Universitas Riau, 14 September 2017.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun