Perempuan telah lama menjadi bagian integral dari angkatan kerja global, termasuk dalam sektor buruh dan lingkup pekerjaan. Namun, tidak merupakan hal yang jarang muncul seperti stigma, mitos, hambatan, dan bahkan diskriminasi yang dihadapi oleh para perempuan yang seringkali menjadi penghalang dalam mencapai kesetaraan dan kesuksesan yang layak. Di Indonesia, tradisi yang menempatkan pria di posisi yang lebih berkuasa daripada wanita masih tetap bertahan hingga saat ini. Sebagian kecil masyarakat masih mempercayai pandangan seksis tersebut, yang menyebabkan munculnya berbagai bentuk pembatasan dan diskriminasi terhadap wanita dalam berbagai aspek kehidupan dan kegiatan (Apriliandra & Krisnani, 2021, 5). Berikut ini akan dibahas lebih dalam tentang mitos dan realitas yang dihadapi oleh perempuan buruh serta upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan adil.
Mitos : Perempuan Tidak Kompeten dalam Memimpin
Salah satu mitos yang sering muncul adalah anggapan bahwa perempuan tidak mampu memimpin dengan efektif dalam lingkungan bisnis yang kompetitif. Mitos ini sering kali menghambat perempuan untuk maju ke posisi kepemimpinan yang lebih tinggi.
Realita : Kemampuan Perempuan dalam Memimpin
Kenyataannya, perempuan memiliki kemampuan yang sama dengan pria dalam memimpin dan mengelola bisnis. Studi menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan perempuan cenderung lebih kolaboratif, empatik, dan inklusif, yang dapat membawa manfaat besar bagi keseluruhan organisasi (Fitriani, 2015, 17).
Mitos : Perempuan Lebih Tidak Stabil dalam Karier
Ada anggapan bahwa perempuan cenderung lebih tidak stabil dalam karier mereka karena tanggung jawab keluarga dan peran tradisional sebagai ibu. Mitos ini sering kali menjadi alasan diskriminatif dalam penempatan dan promosi di tempat kerja.
Realita : Komitmen dan Dedikasi Perempuan dalam Karier
Banyak perempuan yang mampu menjaga keseimbangan antara karir dan tanggung jawab keluarga dengan sangat baik. Mereka menunjukkan komitmen dan dedikasi yang tinggi dalam mencapai tujuan karir mereka, meskipun dihadapkan pada tantangan yang unik.
Menciptakan Lingkungan Kerja Inklusif
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif bagi perempuan dalam dunia bisnis, langkah-langkah berikut dapat diambil: