Mohon tunggu...
Trisalonita Setiyawati Yin
Trisalonita Setiyawati Yin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi Angkatan 2023 Universitas Airlangga

Dreaming on to be a Public Relations

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mitos vs Realita: Perempuan Buruh dalam Dunia Pekerjaan

12 Juni 2024   20:06 Diperbarui: 12 Juni 2024   20:08 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Perempuan telah lama menjadi bagian integral dari angkatan kerja global, termasuk dalam sektor buruh dan lingkup pekerjaan. Namun, tidak merupakan hal yang jarang muncul seperti stigma, mitos, hambatan, dan bahkan diskriminasi yang dihadapi oleh para perempuan yang seringkali menjadi penghalang dalam mencapai kesetaraan dan kesuksesan yang layak. Di Indonesia, tradisi yang menempatkan pria di posisi yang lebih berkuasa daripada wanita masih tetap bertahan hingga saat ini. Sebagian kecil masyarakat masih mempercayai pandangan seksis tersebut, yang menyebabkan munculnya berbagai bentuk pembatasan dan diskriminasi terhadap wanita dalam berbagai aspek kehidupan dan kegiatan (Apriliandra & Krisnani, 2021, 5). Berikut ini akan dibahas lebih dalam tentang mitos dan realitas yang dihadapi oleh perempuan buruh serta upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan adil.

Mitos : Perempuan Tidak Kompeten dalam Memimpin

Salah satu mitos yang sering muncul adalah anggapan bahwa perempuan tidak mampu memimpin dengan efektif dalam lingkungan bisnis yang kompetitif. Mitos ini sering kali menghambat perempuan untuk maju ke posisi kepemimpinan yang lebih tinggi.

Realita : Kemampuan Perempuan dalam Memimpin

Kenyataannya, perempuan memiliki kemampuan yang sama dengan pria dalam memimpin dan mengelola bisnis. Studi menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan perempuan cenderung lebih kolaboratif, empatik, dan inklusif, yang dapat membawa manfaat besar bagi keseluruhan organisasi (Fitriani, 2015, 17).

Mitos : Perempuan Lebih Tidak Stabil dalam Karier

Ada anggapan bahwa perempuan cenderung lebih tidak stabil dalam karier mereka karena tanggung jawab keluarga dan peran tradisional sebagai ibu. Mitos ini sering kali menjadi alasan diskriminatif dalam penempatan dan promosi di tempat kerja.

Realita : Komitmen dan Dedikasi Perempuan dalam Karier

Banyak perempuan yang mampu menjaga keseimbangan antara karir dan tanggung jawab keluarga dengan sangat baik. Mereka menunjukkan komitmen dan dedikasi yang tinggi dalam mencapai tujuan karir mereka, meskipun dihadapkan pada tantangan yang unik.

Menciptakan Lingkungan Kerja Inklusif

Untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif bagi perempuan dalam dunia bisnis, langkah-langkah berikut dapat diambil:

Kesetaraan Gaji dan Kesempatan

Penting untuk memastikan bahwa perempuan mendapatkan gaji yang setara dengan rekan pria mereka dan memiliki kesempatan yang sama untuk promosi dan pengembangan karier.

Penghapusan Bias Gender

Mengidentifikasi dan menghapus bias gender dalam proses rekrutmen, evaluasi kinerja, dan pengambilan keputusan di tempat kerja.

Dukungan Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Pribadi

Memberikan fleksibilitas dalam jadwal kerja, cuti yang adil, dan program dukungan keluarga untuk membantu perempuan mencapai keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi.

Pengembangan Kepemimpinan Perempuan

Mendorong dan mendukung pengembangan karier perempuan ke posisi kepemimpinan melalui program pelatihan, mentoring, dan dukungan dari pimpinan perusahaan.

Dengan mengatasi mitos, menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, dan memberikan kesempatan yang setara, kita dapat memastikan bahwa perempuan memiliki ruang untuk berkembang dan berkontribusi secara maksimal dalam dunia bisnis. Dari sini juga dapat dipelajari bahwa perempuan memiliki dua peran secara simultan, yakni tanggung jawab domestik untuk mengurus rumah tangganya dan peran publiknya sebagai pekerja perempuan yang bertujuan memenuhi kebutuhan hidup seluruh anggota keluarganya (Widnyani & Suwena, 2021, 359). Kesetaraan gender bukan hanya tentang keadilan, tetapi juga tentang kesejahteraan dan kemajuan bersama. Mari bersama-sama menciptakan dunia bisnis yang inklusif dan berkelanjutan untuk semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun